Label
Minggu, 27 Agustus 2017
Lomba makan kerupuk... Memeriahkan kemerdekaan RI ke 72 SMP DARUSYAFA'AH Setail genteng banyuwangi
https://youtu.be/oBmm3_iLyRA
Kamis, 12 Mei 2016
Rabu, 11 Mei 2016
Rabu, 20 April 2016
Jumat, 08 April 2016
Pengertian Status
Pengertian Status
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial yang
dalam perilaku kesehariannya tidak dapat melepaskan diri dari saling
berinteraksi sementara manusia yang satu dengan lainnya, atau manusia dengan
kelompok. Saling berkomunikasi dan saling membutuhkan. Dalam berinteraksi
dengan lingkungan manusia mempunyai peranan-peranan yang berbeda menurut
kepentingan pribadi.
Dalam dinamika
kehidupan masyarakat, ia (manusia) selalu ingin mencapai
kepentingan-kepentingan yang akan dicapai seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk dan perkembangan zaman. Secara otomatis akan terjadi benturan-benturan
kepentingan kepentingan antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota
masyarakat lainnya. Sebagai akibatnya, maka dalam praktek sosial masyarakat itu
sendiri terjadi kompetisi dalam berbagai aspek kehidupan .
Suerjono Sukanto
(1990:264), “Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku
dalam system lapisan dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang
diartikan sebagai sistem sosial pola-pola
yang mengatur hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat dan
tingkah laku individu-individu tersebut“.
Peranan, selanjutnya erat sekali hubungannya dengan
status seseorang. Y.S. Marjo (1997:314),
membatasi status adalah kedudukan atau posisi tertentu yang dimiliki seseorang
dalam masyarakat, sesuai dengan peranan atau
tugasnya. Misalnya seorang Bupati mempunyai status yang tinggi, patut dihargai,
disegani dan sebagainya.
Kedudukan dapat berarti pula tempat seseorang dalam pola
tertentu. Dengan demikian bahwa, seseorang dapat dikatakan mempunyai beberapa
kedudukan oleh karena berbagai aktivitas yang dilakukan dalam berbagai pola
kehidupan. Pengertian tersebut menyangkut dimana seseorang melakukan aktivitas
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Senin, 14 Maret 2016
Fungsi dan Prinsip Motivasi
Fungsi dan Prinsip Motivasi
1.
Fungsi Motivasi
Sebagaimana yang sudah kita bahas didepan
bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Maka sudah barang tentu motivasi
itu akan mempengaruhi kegiatan. Sehubungan dengan hal itu, ada tiga fungsi
motivasi yang disampaikan Sardiman AM (2001:85).
a.
Motivasi berfungsi untuk
mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi itu sebagi penggerak atau
motor yang memunculkan energi sehingga dengan adanya energi tersebut manusia
akan mampu berbuat sesuatu.
b.
Menentukan arah perbuatan,
yaitu pada tujuan yang hendak dicapai. Karena motivasi dipengaruhi oleh adanya
tujuan. Dengan demikian motivasi dapat memeberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c.
Menyeleksi perbuatan. Yaitu
akan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai dan
serasi guna mencapai tujuan. Disisi lain juga akan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut. Sebagai contoh
seorang siswa yang akan ujian tentunya akan melakuakan kegiatan belajar dan
akan meninggalakan membaca komik untuk meraih tujuan yang diinginkan.
2.
Prinsip Motivasi
Dalam motivasi terdapat beberapa prinsip
untuk mendorong motivasi belajar di sekolah. Prinsip-prinsip ini merupakan hal
yang sangat mendasar dalam memunculkan motivasi dalam diri seseorang. Ada tujuh
belas prinsip motivasi menurut Oemar Hamalik (2002:181). Tujuh belas prinsip
itu adalah :
a.
Pujian lebih efektif dari pada
hukuman. Pada dasarnya setiap individu butuh akan pujian, dengan pujian itu
seseorang merasa apa yang telah dia perbuat mendapatkan perhatian dari orang
lain. Karena pujian merupakan suatu penghargaan terhadap apa yang telah
dilakukan seseorang. Lain halnya dengan hukuman, hukuman bersifat menghentikan
suatu perbuatan bahkan menganggap apa yang telah diperbuat merupakan hal yang
keliru. Berdasarkan hal itu maka pujian lebih besar nilainya dari pada hukuman
dalam menciptakan motivasi belajar.
b.
Semua siswa mempunyai kebutuhan
psikologis (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan.
Kebutuhan-kebutuhan itu di dalam setiap siswa berbeda-beda. Siswa yang bisa
memenuhi kebutuhan secara efektif melalui kegiatan belajar hanya memerlukan
sedikit bantuan dalam motivasi, tetapi siswa yang dengan cara belajar
kebutuhanya belum dapat terpenuhi maka membutuhkan motivasi yang cukup tinggi.
c.
Motivasi yang berasal dari
dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar.
Dengan adanya motivasi yang berasal dari dalam individu sendiri berarti dia
telah sadar dan memang mempunyai tujuan yang kuat. Dia mempunyai prinsip harus
bisa meraih target tertentu. Motivasi ini lebih efektif dari pada motivasi yang
diberikan oleh orang lain. Karena motivasi yang diberikan orang lain kadang-kadang
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
d.
Jawaban (perbuatan) yang serasi
(sesuai dengan keinginan) memerlukan usaha penguatan. Apabila suatu perbuatan
belajar sudah mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu diulang kembali
beberapa menit kemudian. Dengan cara demikian maka hasil yang diperoleh akan
lebih baik dan lebih mantap. Perbuatan ini perlu dilakukan dalam setiap
tingkatan pengalaman belajar.
e.
Motivasi mudah menjalar dan
menyebar luas terhadap orang lain. Jika orang tua memiliki antusias yang tinggi
untuk memberi motivasi terhadap anaknya maka sang anak juga akan memiliki antusias yang
tinggi. Kalau anak sudah memeliki antusias yang tinggi akan menyebar pada
teman-temannya. Sehingga diharapkan akan bisa membawa orang lain ikut menjadi
antusias.
f.
Pemahaman yang jelas tentang
tujuan belajar akan merangsang motivasi. Pemahaman tentang belajar harus
diberikan sedini mungkin terhadap anak didik. Tujuannya agar anak didik paham
dan mengerti apa tujuan dia belajar. Pemahaman ini harus ditanamkan terus-menerus
baik dari guru maupun orang tua. Sebab kedua pihak itu yang selalu berinteraksi
dengan anak didik. Jika anak didik sudah memahami tujuan akan dicapai, maka
perbuatannya ke arah itu akan lebih besar daya dorongnya/motivasinya.
g.
Tugas-tugas yang bersumber dari
diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakan
tugas-tugas itu dipaksa oleh guru. Karena
dengan mengerjakan tugas dari diri sendiri berarti anak tersebut sadar akan
kebutuhannya dan dalam mengerjakan itu tidak merasa ada paksaan dari siapapun.
Dia akan mengerjakan dengan senang hati tanpa adanya beban. Lain halnya dengan
tugas yang diberikan oleh guru, anak didik akan terpaksa dalam mengerjakannya
dan merasa terbebani.
h.
Pujian yang datang dari luar (external
rewards) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat
yang sebenarnya. Karena merasakan ada perhatian dari orang lain dan juga
penghargaan yang lebih maka seseorang akan berusaha lebih giat dan lebih baik
dari apa yang sudah dilakukan. Karena secara kodrati setiap individu
membutuhkan penghargaan dari orang lain.
i.
Teknik dan prosedur mengajar
yang bermacam-macam itu efektif untuk memelihara minat siswa. Seorang guru
harus bisa berbagai macam cara mengajar agar dapat digunakan bergantian dan para
siswa tidak merasa jemu. Jika guru bisa membuat situasi yang selalu berubah
maka siswa akan merasa senang dan tidak bosan. Dengan adanya situasi yang
seperti itu maka anak didik akan lebih bersemangat dalam belajarnya. Karena
situasi selalu berubah, menantang dan juga menyenangkan.
j.
Minat khusus yang dimiliki oleh
siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya. Setiap akan biasanya
memiliki minat khusus terhadap suatu bidang studi atau suatu perbuatan.
Kadang-kadang anak minat terhadap main sepak bola, minat itu akan mudah
ditransfer kepada minat dalam bidang yang lain.
k.
Kegiatan-kegiatan yang dapat
merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada artinya bagi para
siswa yang tergolong pandai. Mengapa hal itu bisa terjadai? Karena disebabkan
oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karenanya bila hendak
membangkitkan minat para siswanya seorang guru hendaknya menyesuaikan usahanya
dengan kondisi yang ada pada mereka.
l.
Tekanan dari kelompok siswa
umumnya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan
dari orang dewasa. Anak-anak biasanya berusaha untuk mencari kebebasan dari
orang dewasa. Mereka lebih suka bersama-sama dengan teman sebayanya. Mereka
bersedia melakukan apa yang akan dilakukan teman-temannya. Oleh karena itu,
kalau guru hendak membimbing mereka belajar, maka arahkanlah semua anggota
kelompok itu kepada nilai-nilai belajar agar mereka dapat belajar dengan baik.
m.
Motivasi yang tinggi erat
hubungannya dengan kreativitas siswa. Bila guru bisa mengajar dengan
teknik-teknik tertentu dan bisa mengarhkan siswa terhadap kegiatan-kegiatan
kreatif, maka siswa akan memiliki kreativitas yang tinggi dan berfariatif.
Karena bila siswa diberi semacam hambatan maka akan muncul suatu kreativitas
baru agar dapat lulus dari hambatan itu.
n.
Kecemasan akan menimbulkan
kesulitan belajar. Bila seseorang merasa cemas maka sulit baginya untuk
berkonsentrasi terhadap suatu bidang tertentu. Rasa cemas selalu menghantuinya
dan mempengaruhi terhadap pikirannya. Orang yang merasa cemas akan
mengakibatkan pindahnya perhatian dari aktivitas belajar pada hal lain yang
menyebabkan dia cemas.
o.
Kecemasan dan frustasi dapat
membantu siswa berbuat lebih baik. Ada kalanya kecemasan dan frustasi juga
membawa hal yang positif karena dalam kondisi seperti itu seseorang memiliki
emosi yang lemah dan kadang kala akan menimbulkan perbuatan yang lebih energik,
dan bisa melakukan perbuatan yang lebih bergairah.
p.
Tugas yang terlalu sukar dapat
mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada demoralisasi. Kadang-kadang
siswa yang diberi tugas terlalu sukar akan merasa putus asa dan frustasi
sehingga akan mengakibatkan dia melakukan hal-hal lain yang tidak wajar. Itu
semua dilakukan untuk melampiaskan beban yang ada dalam pikirannya.
q.
Tiap siswa mempunyai tingkat
frustasi dan toleransi yang berlainan. Kejiwaan dari tiap-tiap anak memang
berlainan dan tidak mungkin disamakan kadang-kadang ada siswa yang dengan
kegagalannya dia menjadi tambah rajin untuk belajar karena mengejar kesuksesan,
ada juga yang sebaliknya. Di sisi lain juga ada siswa yang selalu berhasil
merasa khawatir suatu ketika akan menjumpai kegagalan.
Uraian di atas adalah beberapa prinsip
motivasi yang akan mempengaruhi terhadap dorongan seseorang. Walaupun
prinsip-prinsip tersebut tidak semuanya cocok untuk individu tertentu, namun
itu merupakan garis besar dan diperoleh berdasarkan penelitian. Jika
prinsip-prinsip itu bisa diwujudkan sudah seharusnya perkembangan motivasi
siswa akan bertambah.
Langganan:
Postingan (Atom)