Label

Jumat, 23 Oktober 2015

MENELITI METODE INTERVIEW DAN TANYA JAWAB



MENELITI KEWAJARAN DAN KETIDAKWAJARAN METODE INTERVIEW DAN TANYA JAWAB

Pengertian Metode Interview dan Tanya Jawab

ž Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peseta didik.
ž      Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai definis suatu proses  komunikasi interaksional antara dua pihak. Cara pertukaran yang digunakanadalah cara verbal dan nonverbal dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik.

TUJUAN  INTERVIEW

-        Discovery yaitu untuk mendapatkan kesadaran baru tentang aspek kualitatif dari suatu masalah.
-        Pengukuran psikologis yaitu data yang diperoleh dari wawancara akandiinterpretasikan dalam rangka mendapatkan pemahaman tentang subjek dalamrangka melakukan diagnosis permasalahan subjek dan usaha mengatasi masalahtersebut.
-       Pengumpulan data penelitian  yaitu informasi dikumpulkan untuk mendapatkan penjelasan atau pemahaman mengenai suatu fenomena. Data dikumpulkan dengancara wawancara karena kuesioner tidak dapat diterapkan pada subjek subjek tertentu, atau ada kekhawatiran responden tidak mengisi kuesioner ataupun tidak 
-       mengembalikan kuesioner pada peniliti.

-       MENGAPA PENTING MELAKUKAN INTERVIEW?
-       Ada banyak alas an mengapa setiap perusahaan penting melakukan wawancara pada setiap calon pekerja atau karyawan. Hal ini sangat penting karena dapatmemajukan perusahaan tersebut. Dengan wawancara manager akan tahu sumber daya yang di miliki calon karyawan nya. Berikut alas an mengapa pentingmelakukan interview atau wawancara.
-       Untuk melengkapi dan menambahkan data yang telah ada, yang diambildengan metode lain seperti survey, observasi, studi dokumen tersebut.
-       Untuk mengambil data kualitatif tentang suatu fenomena tertentu.Wawncara dapat digunakan sebagai metode pengambilan data

Kewajaran dan Ketidakwajaran Metode Tanya Jawab

  1. Kewajaran metode tanya jawab akan wajar digunakan untuk:
-          Menyimpulkan pelajaran yang telah lalu.
-          Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu.
-          Menarik perhatian peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman.
-          Memimpin pengamatan atau pemikiran peserta didik.
-          Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta didik dalam belajar.
-          Meneliti kemampuan peserta didik dalam
memahami suatu bacaan yang dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.
  1. Ketidakwajaran metode tanya jawab
    Pelaksanaan metode tanya jawab juga tidak wajar untuk hal-hal berikut :
  1. Menilai taraf kemampuan peserta didik mengenai pelajaran mereka.
  2. Persoalannya sangat komplek sedangkan jawabannya dibatasi oleh guru.
  3. Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya yang terbatas dengan jawaban “YA” atau “TIDAK” semata, tetapi hendaknya jawaban dapat mendorong pemikiran peserta didik untuk memikirkan jawaban yang tepat.
  4. Memberikan giliran hanya kepada peserta didik tertentu saja.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

  1. Kelebihan Metode Tanya Jawab :
  1. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.
  2. Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan peserta didiknya dari bahan yang telah diberikan.
  3. Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari peserta didik dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.
            B.    Kekurangan Metode Tanya Jawab 
  1. Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah.
  2. Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara guru dan peserta didik.hal ini terjadi karena pengalaman peserta didik berbeda dengan guru.
  3. Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok. Karena pertanyaan selalu sulit dan kurang oleh peserta didik maka kadang-kadang jawaban peserta didik menyimpang dari persoalan.
  4. Apabila peserta didik terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada peserta didik. 
                                
PERBEDAAN INTERVIEW, KONSELING DAN PSIKOTERAPI

1.     Interview : Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai definisi suatu proses komunikasi interaksional antara dua pihak. Cara pertukaran yang digunakan adalah cara verbal dan nonverbal dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik. Dalam wawancara atau interview yang dilakukan adalah kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara. Pada konseling wawancara dilakukan untuk mengetahui lebih terkait pada adanya permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Dalam psikoterapi sebelum dilakukannya terapi, terapis melakukan wawancara terlebih dahulu kepada klien. Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien dan tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dan klien yang mendengarkan. Bila terapis banyak memberikan nasehat dan klien hanya mendengarkan saja maka yang terjadi bukan merupakan proses psikoterapi tetapi konsultasi.

Jenis Wawancara

1) Menurut prosedurnya:
a) Wawancara bebas (wawancara tak terpimpin)
b) Wawancara terpimpin.
c) Wawancara bebas terpimpin.
2) Menurut sasaran penjawabnya:
a) Wawancara perorangan.
b) Wawancara kelompok.

Ad 1) a. Wawancara Bebas
Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer (orang yang diwawancarai).
Dalam banyak hal wawancara bebas akan lebih mendekati pembicaraan bebas atau free talk, sehingga menemukan kualitas wawancara. Karenanya mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain:
(1) Kualitas datanya rendah
(2) Tak dapat digunakan untuk pengecekan secara mendalam
(3) Makan waktu terlalu lama
(4) Hanya cocok untuk penelitian eksploratif

Ad 1) b. Wawancara Terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Controlled intervew atau structureinterview, yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.
Ciri pokok wawancara terpimpin ialah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi bukan saja sebagai pengumpul data relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta ada pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab. Dengan adanya pedoman atau panduan pokok-pokok masalah yang akan diselidiki akan memudahkan dan melancarkan jalannya wawancara.
Kelemahan wawancara terpimpin ialah bahwa:
(1) Bila pokok-pokok masalah disusun dalam daftar pertanyaan yang lebih detail, hingga menyerupai angket.
(2) Bila suasana hubungan antara pewawancara dan yang diwawancarai terlalu formal. Jadi akan tampak kaku kurang luwes.
Kebaikan wawancara terpimpin:
(1) Keseragaman pertanyaan akan memudahkan penelitian untuk membandingkan jawaban pada interview untuk diambil kesimpulan.
(2) Pemecahan problem akan lebih mudah diselesaikan.
(3) Memungkinkan analisa kuantitatif di samping kualitatif.
(4) Kesimpulannya lebih reliabel.

Ad 1) c. Wawancara Bebas Terpimpin
Adalah merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. Pedoman interview berfungsi sebagai pengendali jangan sampai proses wawancara kehilangan arah.

Ad 2) a. Wawancara Perorangan yaitu:
Wawancara perorangan yaitu apabila proses tanya jawab tatap muka itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan seorang-seorang yang diwawancarai. Cara ini akan mendapatkan data yang lebih intensif.

Ad 2) b. Wawancara Kelompok
Wawancara kelompok apabila proses interview itu berlangsung sekaligus dua orang pewawancara atau lebih menghadapi dua orang atau lebih yang diwawancarai.
Wawancara kelompok sangat berguna sebagai alat pengumpulan data yang sekaligus difungsikan sebagai check cross check. Wawancara kelompok juga akan menjadi alat untuk mempermudah informasi yang luas dan lengkap tentang hubungan sosial dan aksi reaksi pribadi dalam hubungan sosial.

Kamis, 22 Oktober 2015

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SECARA ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOG

                                                                   MAKALAH
                            SISTEM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SECARA ONTOLOGI,
                                                  EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI
                                                                              
                                                                           BAB I
                                                 PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
        Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh Barat Globalisasi Informasi yang membawa visi dan misi. Sekularisme: Suatu paham yang memisahkan dunia dan akhirat, memisahkan kehidupan dunia dan kehidupan agama. Pengamalan agama adalah masalah pribadi. Liberalisme: faham  freedom of choice  (kebebasan memilih) yang meliputi freedom of worship (kebebasan dalam hal peribadatan), ownership (kepemilikan),  politics (politik), and ekspression (berekspresi). Liberalisme ini juga melanda kepada keluarga, sehingga sangat sulit anggota keluarga diatur, dibimbing, disuruh beribadah dan lain-lain demi atas nama liberalisme. Hedonisme: kebahagiaan adalah kesenangan. Kesenangan itu berkat gerakan yang lemah gemulai, sedangkan rasa sakit berkat gerakan kasar. Kesenangan sesaat yang dinikmati itulah yang dihargai. Suatu perbuatan disebut baik sejauh dapat menyebabkan kesenangan dan memberi kenikmatan.
           Krisis etika dan moral sebagai akibat dari kurang efektifnya proses sosialisasi atau internalisasi sikap-sikap dan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran atau akibat dipisahkannya urusan agama dan dunia. Terjadinya inefisiensi eksternal berupa tidak dipakainya keluaran pendidikan Islam pada pasar tenaga kerja. Kalaupun dipakai, pekerjaan itu berbeda dengan pendidikan yang diperoleh di bangku kuliah (missmatch). Nilai-nilai Islam yang diberikan dalam lembaga pendidikan tidak sesuai dengan realitas sosial yang ada. Pembelajar menjadi bingung ketika nilai dan norma yang diterima di lembaga pendidikan sangat jauh berbeda dengan prilaku masyarakat. Krisis keteladanan dari pemegang kendali dalam masyarakat, seperti orang tua, tokoh masyarakat, pemerintah, dan para guru.Kurang sepadannya sistem penghargaan (reward system) masyarakat terhadap orang-orang yang mengamalkan ajaran agamanya.
      1.2  Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengidentifikasi hal-hal yang menjadi permasalahan, diantaranya:
1.       Apa pengertian filsafat?
2.       Dan bagai mana filsafat secara etimologi, epistimologi, dan ontolog ?

1.3  Maksud dan Tujuan Penyusunan
             Maksud  dari penyusunan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca mendapatkan gambaran tentang pandangan filsafat pendidikan terhadap manusia, agar mampu menyikapi dalam filsafat pendidikan Islam.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar penulis mampu mengaplikasikan yang dapat dipahami dalam makalah itu. Dan untuk yang membaca juga dapat memahami hal-hal yang kita tulis, bahas dan jelaskan dalam makalah ini.
                                                                    BAB II
                                          PEMBAHASAN

2.1    FILSAFAT SECARA GARIS BESAR
          Pengertian Filsafat  bias diartikan sebagai berikut:  (1) berpikir bebas, (2) radikal, (3) sistimatis dan (4) menyeluruh tentang sesuatu termasuk pendidikan Islam.
          Sedangkan pengertian filsafat pendsidikan adalah: Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban filosufis terhadap masalah pendidikan yg tidak bertentangan dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam lapangan pendidikan.
a.       FUNGSI FPI TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
           Teori umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat pendidikan Islam tersebut mengarah pada apa dan bagai­mana seharusnya pendidikan itu baik dari segi teoritik maupun dari segi pelaksanaannya.
b.       PENGOLAHAN SUMBER FPI
-          Alquran
-          Sunnah
-          Hasil Ijtihad
           Khusus mengenai Ijtihad ini:Hasil kajian ilmiah yang betul mengenai watak manusia, pertumbuhan jasmani, intelektual, emosi, spritual, kebutuhan-kebutuhan dan proses pertumbuhannya. Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial yang baik dan yang islami, yang tidak menghalangi kemajuan mengikuti semangat zaman dan keperluan-keperluan peradaban, sosial, ekonomi dan politik. Hasil-hasil penyelidikan dan kajian-kajian pendi­dikan dan psikologi yang berkaitan dengan sifat-sifat, proses pendidikan, dan tujuan-tujuan pendidikan dan fung­si-fungsinya sangat penting. Prinsip-prinsip yang menjadi dasar filsafat politik, ekonomi dan sosial yang dilaksanakan oleh negara, perjanjian-perjanjian, prinsip-prinsip organisasi regional dan internasional kemana bergabung negara Islam itu, selama perjanjian dan prinsip itu sesuai dengan prinsip­-prinsip Islam.
c.        FUNGSI FPI TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
         Kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, jika pegangan filsafat pendidikannya tidak menjiwai nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori, konsep maupun dalam proses praktiknya. Sangat tidak benar kalau pendidik tidak mempunyai filsafat pendidikan Islam sewaktu dia menjalankan tugas profesionalnya. Evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan, pertentangan-pertentangan, antara teori dan praktiknya, antara satu teori dengan teori lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya sehingga bila dapat ketidak cocokan, atau tidak sinkrun, maka dengan segera dapat diperbaiki.  Analisis terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan. Banyak istilah dalam lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan dikembangkan, ditafsirkan dan dianalisis. Agar istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang berkembang itu sinkrun,  dan menjadi kesamaan persepsi di kalangan pendidikan dan tenaga kependidikan, maka perlu dianalisis, diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain menjadi jalinan yang harmonis dan teratur. Normatif. Filsafat pendidi­kan dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk, pembimbing asas-asas, prinsip-prinsip, teori dan praktik pendidikan.
2.2 RUANG LINGKUP  FPI
1.     Ontologi (Metafisika) FPI
         Berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh tentang pendidikan. Maka Masalah-masalah dalam ruang lingkup FPI adalah: Metafisika (Ontologi): cabang filsafat yg ingin mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang ada (being). Dalam Islam hal ini dibicarakan dalam Ilmu Tauhid. Dasar-dasar pembahasan metafisika ialah (1) Tuhan, manusia dan alam dilihat dari pendidikan Islam. Being ada dua:  menciptakan dan diciptakan, ada yg menyebabkan dan ada yang diakibatkan. Setiap proses penciptaan, selalu ada beberapa factor yg menentukan adanya penciptaan:
1) adanya pencipta (subyek)
2) adanya ciptaan (obyek)
3) adanya bahan yg dipakai
4) adanya tujuan
5) adanya proses (ruang dan waktu)
          Tahapan ada, yaitu ada yang konkrit dan ada abstrak (ghaib). Ada konkrit dapat dilihat, diraba, dirasa, diukur dlsb. Sedangkan ada abstrak hanya dapat dilihat dg penglihatan ghaib antara lain melalui konsep. Ada yg ada dapat disandarkan kepada eksistensi Tuhan dan ada disandarkan kepada eksistensi manusia. Jika terjadi konflik antara ada disandarkan kpd Tuhan dan ada disandarkan kpd manusia, dalam konsep Islam harus dimenangkan oleh Eksistensi Tuhan. Jika terjadi konflik antara otoritas manusia (kultur) terhadap alam (nature) maka seharusnya manusia tidak harus mempunyai otoritas mutlak terhadapnya. Karena manusia tidak terlibat mengadakan alam itu sendiri Yang Nyata (realitas) : sesuatu yang berada pada sesuatu yg merupakan bagian dari yg ada itu sendiri. Realitas selalu berdimensi ruang dan waktu, karenanya selalu mengandung pluralitas dan relativitas. Filsafat Islam memandang realitas pada hakikatnya adalah spiritual. Hakikat spritual dari relitas terdapat pada adanya dinamika dan perubahan, yang secara kodrati selalu terjadi dan akan terus terjadi, dan merupakan suatu sunnatullah.
2.      Epistemologi
          Metode memperoleh Ilmu secara umum: (1) melalui Kasbi/Khushuli dan (2) Ladunni/Khudhori.Kasbi: cara berpikir metodik, konsisten dan bertahap melalui proses observasi, research, eksprimen dan penemuan. Ladunni: proses pencerahan ruhaniyah manusia dan karenanya kehadiran cahaya Ilahi dalam qalbu manusia. Dengan sinaran Ilahiy, qalbu manusia dapat membaca dg jelas dan terserap dalam kesadaran intelek, seakan-akan orang memperoleh ilmu dari Tuhan Kebenaran Ilmu: ilmu yg kasbi relatif kebenarannya sedangkan ilmu Allah pasti kebenarannya.
Tujuan memperoleh Ilmu:
1) ilmu untuk kenikmatan.
 2) ilmu untuk ilmu.
 3) ilmu mengembangkan peradaban.
 4) ilmu untuk sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Islam sebagai central poin ialah yang    keempat untuk memayungi tujuan 1,2 dan 3. Sarana Peroleh Ilmu: melalui inderawi dan potensi-potensi internal manusia (nafs, akal, qalb, dan lain-lain).
3.     Aksiologi
         Adalah: cabang filsafat mencari hakikat nilai-nilai (value). Nilai bisa  baik dan bisa pula jahat yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan tindakan seseorang (dataran aplikatif). Yang baik itu ialah ma’ruf dan yang jahat itu al-munkar.
Axiologi (Brameld) ada tiga sasaran yakni:
-          moral conduct (tindak moral) melahirkan Ethica
-          Esthetic expression (ekspresi keindahan) melahirkan Esthetika; dan
-          Socio-political life, (kehidupan sosia-politik), melahirkan ilmu filsafat sosio-politik.
Hakikat baik dan jahat itu bersifat universal dan absolute. Etika social misalnya harus berprinsip persamaan dan kebersamaan; keadilan social; keterbukaan dan musyawarah. Etika agama membicarakan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan kebudayaan.
2.3 Tiga Nilai Fundamental dalam FPI:
-  Nilai Sentral: ialah berada pada wilayah titik pusat nilai yang menjadi sumber pengambilan keputusan    politik, hukum dan lainnya;
-  Nilai Sekuler: Sebagai penafsiran dan penerapan nilai sentral;
- Nilai Operasional yakni lahir dari tindakan sehari-hari yang merupakan pengewajanthan dari nilai sekuler. Nilai sentral (inti) dalam Islam ialah ma’rifatullah berupa iman dan tauhid dan mardatillah.
Ada tiga tauhid menurut Ibnu Taimiyah:
(1) tauhid Uluhiyah ialah bahwa Allah Maha Tunggal yang paling berhak di sembah, ditaati, dan dipatuhi;
(2) tauhid Rububiyah, ialah Allah yang Maha Esa itu yang menciptakan, mengatur perkara-perkaranya dan yang mendidiknya, dan
(3) tauhid al-Asma’ wa al-Sifah ialah bahwa tiap-tiap yang berlaku di alam ini bersumber dari perbuatan dan pengaturan Allah, dan kepada-Nya setiap kesudahan akhir, dan daripada-Nya pula bermula setiap sesuatu.
Nilai sekuler terdiri dari enam hubungan:
  1. Dengan Allah: ubudiyah dan istikhlaf;
  2. Dengan Masyarakat: ta’awun, ‘adalah dan ihsan;
  3. Kehidupan dunia: ibtila’
  4. Dengan Ilmu: hubungan fard} ‘ain dan kifayah
  5. Kehidupan akhirat: mas’uliyah dan jaza’
  6. Dg Alam: hubungan taskhir dan pembelajaran
  7. Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan antara hamba dengan Majikan, makhluk dan Khaliq, ciptaan dan Pencipta. Hubungan manusia dengan sesamanya hubungan adalah dan ihsan. Yakni hubungan patner yang mengemban amanah khalifah dari Tuhan; sederajat, sama-sama ciptaan dan karenanya sama dihadapan Tuhan kecuali tindak amal perbuatannya (taqwanya). Perbedaan hak dan kewajiban adalah karena perbedaan tugas dan profesinya sehingga melahirkan taklif (pembebanan) yang lebih. Maka dalam agama dikenal ada Wajib ‘ain dan wajib kifayah.
  8. Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan pengelola (pemimpin) dan yang dikelola (dipimpin). Alam merupakan medan emperik bagi manusia untuk kemakmuran manusia dan alam bagian dari dirinya. Kesalahan pengelolaan akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia.
  9. Hubungan manusia dengan ciptaannya (kebudayaan) adalah manusia pada dasarnya memegang otiritas dan kekuasaan yang penuh, artinya manusia bertanggungjawab untuk apa semua ciptaannya itu akan diperbuat, dan ciptaannya sepenuhnya bergantung pada manusia.Kebudayaan sebagai alat bukan sebagai yang dipertuhankan.
Nilai Operasional diwujudkan dalam:
  1. al-wajibat (hal-hal yang diwajibkan);
  2. al-mandubat (hal-hal yang disunatkan);
  3. Al-mahrumat (hal-hal yang diharamkan);
  4. Al-makruhat (hal-hal yang dimakruhkan);
5.       Al-jaizat (hal-hal yang diperbolehkan

                                                                          
                                        BAB III
                                      PENUTUP



3.1 Kesimpulan
         Pengertian Filsafat  bias diartikan sebagai berikut:  (1) berpikir bebas, (2) radikal, (3) sistimatis dan (4) menyeluruh tentang sesuatu termasuk pendidikan Islam.
          Sedangkan pengertian filsafat pendsidikan adalah: Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban filosufis terhadap masalah pendidikan yg tidak bertentangan dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam lapangan pendidikan. . 
Sedangkan secara  Ontologi (Metafisika) FPI Berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh tentang pendidikan. Maka Masalah-masalah dalam ruang lingkup FPI adalah: Metafisika. Kalau secara  Epistemologi ialah Metode memperoleh Ilmu secara umum: (1) melalui Kasbi/Khushuli dan (2) Ladunni/Khudhori.Kasbi: cara berpikir metodik, konsisten dan bertahap melalui proses observasi, research, eksprimen dan penemuan. Dan secara . Aksiologi  adalah: cabang filsafat mencari hakikat nilai-nilai (value). Nilai bisa  baik dan bisa pula jahat yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan tindakan seseorang (dataran aplikatif).
3.2 Saran
             Sebagi manusia hendaknya kita melakukan sesuai apa-apa yang di perintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi yang dilarang. Karena kita diciptakan sempurna dari pada makhluk Allah yang lain.





DAFTAR PUSTAKA

Noor Syam, Mohammad, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filasafat Pendidikan Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya,1986, hal. 153
Ismai Raji’ Al-Faruqi, Islam dan Kebudayaan, Mizan, Bandung, 1984, hal. 37
Prof. DR. H. Ramayulis, DR. Samsul Nizar, MA, Filsafat pendidikan Islam, kalam mulia, Jakarta Pusat,  2009, hal. 48, 50, 57-59
Prof. Dr. H. Jalaludin, Teologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal 21
Brian Fay, Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer, Jendela, Yogyakarta, Cet. I, 2002, hal. 69


                                                                                      


                                                                                   MAKALAH
                              SISTEM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DARI SEGI ONTOLOGI,
                                                           EPISTEMOLOGI DAN EKSIOLOGI
                                   Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah filsafat pendidikan islam
Dosen : Drs.H. SUBRAWI, M.Pd.I






STAI IBRAHIMY Genteng Banyuwangi Jawa Timur 

    Disusun Oleh :

                                                                   HASAN KHUBBILAH