Perkembangan Bakat Siswa
Perkembangan
merupakan sesuatu langkah perubahan atau bertambahnya sesuatu dari semula.
Perkembangan sebagai hasil dari pengaruh lingkungan dan lingkungan terhadap
anak selagi ia, merupakan faktor yang menjadi dasar bagi proses belajar.
Anak pada masa
perkembangan perlu adanya pendidikan, latihan dan lingkungan yang dapat
mempengaruhinya, namun dalam hal ini para aliran-aliran berpendapat mengenai
perkembangan .
Hafi Anshari (2003 :68-87) mengatakan
sebagai berikut :
1.
Aliran nativisme
Berpendapat bahawa perkembangan seseorang anak ditentukan
oleh pembawaannya sendiri-sendiri. Anak pada waktu dilahirkan telah mempunyai
pembawaan. Selanjutnya anak itu akan berkembang sesuai dengan pembawaan yang
ada pada dirinya masing-masing. Pendidikan tidak kuasa pada perkembangan
anak-anak.
2.
Aliran naturalisme
Berpendapat bahwa anak itu dilahirkan dengan naturnya
sendiri-sendiri, dengan sifatnya yang sendiri-sendiri sesuai dengan alamnya
sendiri. Aliran ini pula berpendapat bahwa pendidikan dalam lingkungan adalah
bersifat negative yang akan merusak saja.
3.
Aliran predistinasi
Berpendapat bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh lingkungannya ata pendidikannya dan
pengalaman yang diterima sejak lahir. Manusia-manusia dapat dididik apa saja (
ke arah yang baik maupun kea rah yang buruk ) menurut kehendak lingkungan atau
pendidikan.
4.
Aliran Empirisme
Berpendapat bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh lingkungannya ata pendidikannya dan
pengalaman yang diterima sejak lahir. Manusia-manusia dapat dididik apa saja (
ke arah yang baik maupun kea rah yang buruk ) menurut kehendak lingkungan atau
pendidikan
5.
Airan Konvergensi
Berpendapat bahwa perkembangan anak tidak hanya
ditentukan oleh pembawaan saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan
(Anshari, tt:68-87).
Diantara
pendapat-pendapat diatas satu sama lain berbeda, kalau kita lihat sepintas
sepertinya saling bertentangan dan saling mempertahankan pendapatnya sendiri,
di antara pendapat para ahli yang diikuti dan diakui kebenarannya adalah
pendapat yang kelima yakni aliran konvergensi yang tokohnya adalah Wiliam
Stern, dimana ia mengatakan bahwa anak ditentukan oleh pembawaan dan
lingkungan.
Pola tingkah laku
seseorang pada mulanya bersifat umum, namun dengan majunya pertumbuhan
terjadilah perkembangan masing-masing dengan fungsi yang tidak bersamaan.
Menurut Soemanto mengatakan bahwa dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
anak harus dapat mengusahakan beberapa hal:
1.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
2.
Motivasi kegiatan anak untuk belajar
3.
Membimbing perkembangan anak kearah perkembangan optimal
(Utomo, 2007:58)
Dari itu jelas
bahwa perkembangan seseorang berlangsung dalam tempo tetrtentu yang tidak mesti
satu dengan yang lain, sebab dalam masa perkembangan akan mendapt motivasi,
bimbingan dan arahan yang dapat berbeda pula.
Bakat mempunyai
persamaan kata dengan pembawaan, akan tetapi pembawaan akan mempunyai arti yang
lebih luas dari bakat karena pembawaan mencakup semua sifat, diri, dan
kesanggupan yang dibawa dari lahir, sedangkan pengertian bakat hanya meliputi
kesanggupan tertentu yang dimiliki.
Sc. Utami
Munandar mengatakan bahwa bakat ( aptitude ) pada umumnya diartikan kemampuan
bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud
(Munandar, 2005:17). Sedangkan Ahmadi
(2004:78) berpendapat bahwa bakat (aptitude) adalah potensi/ kecakapan dasar
yang dibawa sejak lahir.
Kalau kita tarik
suatu pengertian dari pendapat tersebut di atas bahwa bakat adalah merupakan
suatu kemampuan yang dibawa sejak lahir (pembawaan) mengenai kesanggupan/
potensi tertentu yang masih perlu adanya latihan dan pendidikan agar tercapai
dengan maksimal.
Dalam hal ini orang tua berperan
untuk menuntun anak-anaknya dalam meraih sesuatu karena pembawaan kemampuan/
insting seseorang anak itu perlu dibimbing dan diarahkan sesuai dengan
sifat-sifat dan pembawaannya.
Untuk itu
kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang anak itu perlu adanya latihan,
sedangkan latihan buth adanya bimbingan dan arahan yang akan mengantarkan pada
tujuan pencapaian kepada kesempurnaan bakat anak yang dimiliki sejak lahir.
Walaupun manusia
itu dapat dan sanggup memilih serta menentukan sesuai dengan dirinya dengan
bebas, namun faktor lingkungan dan bawaan harus tetap diperhatikan.
Poerwanto
mengatakan :
“Proses perkembangan tidak hanya ditentukan oleh faktor
yang mempengaruhi orang tua . Aktivitas manusia itu sendiri dalam
perkembangannya sendiri turut menentukan atau memainkan peran juga. Hasil
perkembangan anak tidak mungkin dibaca
dari pembawaannya dan lingkungan saja. Sebagai kesimpulan ; Jalan perkembangan
manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun, yang oleh
aktivitas dan pemilihan dan penentuan manusia itu sendiri yang dilakukan dengan
bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu, berkembang menjadi
sifat-sifat” (Ngalim Purwanto, 2004:61).
Dalam meraih
suatu keberhasilan seseorang karena beberapa faktor yang mendukungnya antar lain;
faktor bakat yang dimilikinya, keadaan lingkungan yang mendukung dan dorongan
dari orang lain terutama orang tua. Semua itu saling berhubungan sebab hal itu
bisa jadi satru penghambat, apabila satu sama lain tidak sejalan. Seperti tanpa
adanya suatu dorongan dari orang tua maka bakat atau kemampuan yang dimiliki
akan terhambat oleh keinginan orang tua yang tidak sejalan dengan potensi yang
dimiliki seorang anak. Dan juga dalam hal ini yang tidak kalah pentingnya yang
harus diperhatikan keberadaan dirinya sendiri yakni percaya diri seperti
aktivitas atau minat terhadap sesuatu, karena dalam rangka mencapai sesuatu
prestasi itu perlu adanya keuletan untuk mengahadapi sesuatu nyg menjadi
penghalang.
Kemampuan bakat
yang dimiliki tiap orang itu berbeda, dalam pembedaan ini terletak pada
kemampuan dan jenis bakat yang dimilikinya. Seperti anak yang berbakat menjadi
seorang pemimpin ada yang di bidang keterampilan dan kesenian dan sebagainya.
Dan juga dalam
perkembangan bakat ini terletak pada tingkat pemilihan bakat tertentu, dapat
kita contohkan seseorang yang memiliki bakat dalam seni suara maka dapat
diperkirakan berprestasi apabila hal itu ditopang dengan latihan pendidikan dan
motivasi serta lingkungan yang mendukungnya. Dari itu dapat dikatakan bahwa bakat
manusia tergantung pada kondisi dan kesempatan yang didapat dari linkungan
keluarga atau masyarakat, sebab hal ini bisa jadi menghambat pertumbuhan secara optimal terhadap aktivitas
dalam mengembangkan bakatv yang dimiliki.
Bagai anak yang
berbakat dalam bidang tertentu maka ia akan mudah dengan menguasai
faktor-faktor yang mendukungnya, sebab bagi anak yang tidak mempunyai bakat
dalam mewujudkan sesuatu yang diinginkan sulit untuk mencapai dengan maksimal
sekalipun didukung oleh berbagai elemen baik itu lingkungan keluarga, latihan ,
pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan menurut
Munandar yang dinamakan anak yang berbakat yaitu mereka yang diidentifikasikan
oleh orang-orang professional di mana anak tersebut karena kemampuannya yang
sangat menunjuk dapat memberikan prestasi yang sangat tinggi (Munandar, 2005:7).
Dari pendapat
tersebut di atas maka yang berpotensi dalam bakat harus juga meliputi mereka
yang berpotensi dalam bakat, walaupun bakat-bakat tersebut belum diwujudkan
dalam bentuk prestasi, selanjutnya dapat dikatakan bahwa anak yang berbakat itu
pada dasarnya telah memiliki karakteristik atau indikator sebagai cirri-ciri
tersebut kemungkinan besar sama dengan anak biasa, hanya saja anak yang
berbakat lebih unggul dari cirri-ciri tersebut.
Bakat yang
dimiliki seseorang itu berbeda-beda ada yang bersifat fisik dan non fisik
(intelektual) sebagai berikut :
1.
Olahraga
Dalam kamus bahasa Indonesia
Poerwadarminta (2004:684) mengartikan olah raga adalah latihan gerak bada untuk
menguatkan dan menyehatkan badan, seperti senam, sepak bola, renang, lari dan
sebagainya.
Olah raga di sini merupakan salah
satu bentuk pendidikan jasmani yang berkenaan dengan pertumbuhan dan kesehatan,
dalam hidup kesehatan jasmani dibutuhkan oleh setiap manusia sebab dengan
adanya tubuh yang sehat dapat beraktivitas dan berkreatifitas dengan baik,
untuk itu dalam olah raga ini dapat memlihara kesehatan badan.
Di samping itu olah raga sebagai
tujuan prestasi dari berbagai jenia seperti; senam, sepak bola, dan sebagainya.
Dalam meraih suatu prestasi dalam olah raga harus mempunyai kemampuan, untuk
itu kemampuan bakat yang dimiliki seorang anak pada salah satu bidang perlu
dikembangkan agar mencapai prestasi yang maksimal.
Hal itu butuh adanya latihan,
pendidikan, bimbingan dan arahan yang memiliki bakat adalah orang tua. Dengan
bantuan orang lain atau lingkungan yang juga menjadi faktor pendukung dan
mengantar anak tersebut dalam mencapai prestasi dari bakat yang dimilikinya.
Pertumbuhan, kesehatan dan prestasi
kaitannya dengan perkembangan hidup anak, dari situ ia akan mengambil satu
hikmah dan belajar hidup untuk menghadapi berbagai persoalan, baik menyangkut
dirinya sendiri maupun orang lain. Di samping itu olah raga secara Islami dalam
arti olah raga yang di dalamnya tidak bertentangan dengan syri’at Islam. Untuk
itu kita bisa menempatkan diri dan menunjukkan bahwa orang Islam bisa atau
mampu melakukan yang terabit dalam olah raga, ini sekiranya tetap berpegang
teguh pada syari’at Islam.
2.
Kesenian
Kesenian adalah sesuatu yang
berkaitan dengan keindahan, sedangkan macaam-macam bentuk keseniana itu antara
lain seni suara, seni lukis dan lain-lain.
Dalam bakat seni yang dimiliki sati
sama lain beda, begitu pula dalam penguasaan bakat dalam kesenian. Tandatanda anak yang memiliki
kemampuan, seperti dalam hal tarik suara misalnya menyanyi, maka anak yang
berbakat dalam bidang menyanyi ini tidak akan langsung dapat menguasai dan
berprestasi, akan tetapi butuh adanya pendidikan latihan dan kesempatan.
Kesenian di sini berkaitan dengan
keindahan, sedangkan tingi rendahnya perasaan keindahan pada anak dan orang
dewasa itu satu sama lain berbeda. Dalam hal ini dimaksudkan agar anak
merasakan dan mencintai segala sesuatu yang indah dan selalu ingin berbuat dan
berlaku sesuai dengan norma-norma kerindahan.
3.
Keterampilan
Poerwadarminta (2004:1088)
mengatakan bahwa keterampilan adalah kecekatan, kecakapan, kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu dengan baik dan cermat.
Dalam setiap anak kemampuan di
bidang keterampilan berbeda-beda. Untuk itu anak yang mempunyai bakat dalam
bidang keterampilan perlu dilatih, dibina dan diarahkan dengan baik, sebab
tanpa adanya bimbingan dan arahan belum
tentu bahkan menjadikan kemampuan bakatnya tidak akan pernah tercapai dengan baik.
Sedangkan jenis keterampilan itu terbagi berbagai macam, di antaranya;
kerajinan tangan, menjahit, mengetik, memahat, dan sebagainya.
4.
Kepemimpinan
Bakat kepemimpinan merupaka bakat
intelektual, mempunyai maksud mengembangkan daya fikir (kecerdasan) dan
menambah pengetahuan anak-anak. Bagi seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
menjadi seorang pemimpin terdapat tanda-tanda yakni tidak mudah putus asa, suka
memecahkan persoalan, sering membentuk kelompok yang ia pimpin sendiri dan
sebagainya.
Anak yang memiliki kemampuan di
bidang kepemimpinan tentu harus banyak mendapat bimbingan dan arahan yang cukup
agar anak tersebut dapat menyalurkan bakat yang ia miliki, sudah tentu yang
paling banyak mengerti tentang anak
berbakat dalam bidang ini orang tua, untuk itu sebagai orang tua harus tidak lepas
untuk mengamati dan memberikan latihan-latihan dan bimbingan terhadap anak
tersebut.
Salah satu unsur pendidikan adalah
anak, oleh karena itu anak merupakan faktor terpenting dalam pendidikan, dengan
demikian segala potensi dan sifatnya terpendam dapat direalisasikan dalam
pendidikan, baik itu dalam pendidikan keluarga maupun sekolah.
Anak merupakan sasran pendidikan, dalam
hal ini dimaksudkan adalah setiap orang yang
belum dewasa jasmani akan tetapi belum dewasa rohaninya, yang masih
mebutuhkan adanya bimbingan dan arahan dari orang lain yakni pendidik.
Bahwasanya seseorang anak selalu
akan berkembang, sedangkan perkembangan tersebut memang layak banyak faktor
yang akan mempengaruhinya. Dalam perkembangan yang dialami manusia, menurut
Anshari ada dua faktor :
a.
Faktor perkembangan yang umum bagi tiap-tiap manusia.
Faktor ini dikatakan pula dengan perlengkapan-perlengkapan dasar yang dibawa
oleh orang tua dan nenek moyangnya yang berupa sifat-sifat dan keadaan-keadaan
tertentu yang diwarisi olehmereka, mislnya bentuk jasmani, warna kulit, bentuk
tubuh, rambut, watak dan sebagainya .
b.
Faktor pengaruh yang ada di luar diri manusia seperti
iklim, makanan, teman bergaul, keadaan orang tua di post natal (setelah ia
dilahirkan) maupu prenatal (waktu dalam kandungan) yang semuanya dapat
menghambat dan menebalkan perkembangan dasarnya (Anshari 2003:83-84).
Dalam pendidikan
kemampuan-kemampuan, pengalam sifat-sifat pribadinya sangat dibutuhkan, sebab
seorang pendidik yang mampu lebih cakap dan lebih pengalaman, maka hasil yang
dicapai lebih baik dibandingkan dengan pendidik yang kurang dalam
pengalamannya. Akan tetapi dalam hal proses pendidikan anak didik juga turut
andil, karena siswa sebagai sasaran pengembangan pendidikan.
Mengajar bukan tugas yang gampang
bagi guru, dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka
adalah makhluk yang hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju
kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan
telah menjadai manusia dewasa yang sadar akan tanggung jawab dirinya sendiri,
kepribadian bermoral.
Seorang guru dan siswa hubungannya
sangat erat sekali, oleh karena itu guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada siswa harus jelas sesuai dengan kemampuan siswanya.
Sebagai seorang guru harus banyak
mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada siswanya, baik itu mengenai
perubahan tentang
kejiwaan, watak maupun tingkah laku seorang siswa. Sebab hal itu merupakan
suatu hal pokok bagi seorang guru untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam
mendidik.
Di samping itu guru harus
memperhatikan dan memikirkan hubungan antara setiap mata pelajaran, begitu juga
dalam kenyataan hidup semua ilmu pengetahuan itu saling berkaitan namun
hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi harus dipikirkan sebab
akibatnya.
Juga seorang guru dalam proses
pendidikan guru perlu menumbuhkan kreativitas dan berfikir siswa. Penerimaan
pendidikan dengan aktivitas siswa tidak akan berlalu begitu saja, akan tetapi
dipikirkan dan diolah kemudian dikeluarkan kembali dalam kenyataan,
mengajukanpendapat yang menimbulkan diskusi.
Ikatan seoarang pendidik dengan
siswa sangat erat, oleh karena itu kedewasaan, mengerti baik buruknya adalah
juga tergantung dari cara pendidikannya.