Label

Sabtu, 07 November 2015

Tentang Motivasi Orang Tua


1.   Pengertian
Motivasi merupakan kebutuhan atau keadaan yang ada dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Sehubungan dengan pembicaraan mengenai motivasi diatas maka motivasi berasal dari kata “Motive” yang dalam psikologi berarti tenaga yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. (Witherington, 2009:42).
Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2003:80) Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan  prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan dan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.
 Dari pendapat kedua pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang diberikan kepada seseorang untuk menggiatkan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki serta memberikan arah yang jelas terhadap tujuan yang hendak dicapai karena kebutuhan yang  terpenuhi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan bahwa orang tua adalah ayah, ibu, orang yang dianggap tua (cerdik) pandai, ahli dan  sebagainya atau orang yang dihormati. (Poerwadarminta, 2004 : 668)
Orang tua (ayah dan ibu) menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik adalah kodrati. Begitu sepasang suami istri dikaruniai anak, begitu pula sebutan orang tua sebagai pendidik diberikan. Dengan kesadaran yang mendalam disertai rasa cinta kasih. Orang tua mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Orang tua sering pula disebut sebagai pendidik kodrati atau pendidik asli, dan berperan dalam lingkungan pendidikan informal atau keluarga.  (Ahmadi, 2004 : 241).
Dari pengertian  di atas menunjukkan sebagai orang tua  disamping berkewajiban melindungi dan menjadikannya ia dewasa (jasmani dan rohaninya) juga bertanggung jawab atas kelangsungan pendidikan kepada anak-anaknya .
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Purwanto   (2004:124) yang mengatakan bahwa:
"Sudah sewajarnya bahwa keluarga terutama orang tua, memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa kasih sayang. Perasaan kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua untuk mendidik anak-anaknya timbul secara alami, tidak karena dipaksa ataupun disuruh oleh orang lain. Demikian pula, parasaan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya adalah kasih sayang sejati".
Memadukan pengertian motivasi dan orang tua berdasarkan pendapat di atas, maka motivasi orang tua dalam belajar berarti dorongan belajar yang diberikan orang tua dengan menyediakan kondisi-kondisi tertentu untuk mengubah tingkah laku di sekitar suasana belajar dan sebagai cara untuk menggiatkan aktivitas belajar di rumah maupun di sekolah sebagai usaha untuk meningkatkan mutu belajar anak. Karena motivasi belajar merupakan sifat abadi. Maka orang tua dapat membantu untuk mengembangkannya. Seperti halnya mereka akan menanamkan keberanian atas kepercayaan diri dalam diri seorang anak. (Wlodkowski, 2004:33).
Motivasi dalam pengertian di atas adalah penting bagi anak aktivitas belajar. Motivasi itu akan berfungsi sebagai daya penggerak di dalam diri anak yang akan menjamin kelangsungan dari aktivitas belajar anak. Disamping itu motivasi belajar akan memberikan arah kepada tujuan belajar yang diinginkan. Oleh karena itu  aktivitas anak perlu dimotivasi oleh orang tua sehingga anak semangat dalam belajarnya.
2.    Macam-macam Motivasi
Ibrahim (2003:28) mengatakan bahwa motivasi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a.    Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirancang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial atau seremonial. Namun terbentuknya motivasi intrinsik itu, biasanya orang lain juga memegang peranan, maka biarpun kesadaran itu pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari luar khususnya orang tua telah ikut menanam kesadaran itu.
Hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi intrinsik antara lain:
1)    Minat
Motivasi muncul karena adanya minat sehingga tepatlah minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a)    Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b)    Menghubungkan adanya pengalaman yang lampau
c)    Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
2)    Cita-cita
Cita-cita merupakan tujuan hidup. Tujuan hidup adalah pendorong yang kuat bagi manusia untuk berusaha dalam meraih cita-cita sehingga belajarnya terdorong akan lebih giat.
3)    Hasrat ingin tahu
Dengan hasrat ini mendorong anak untuk belajar dengan giat, ini dibuktikan dengan pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak menandakan akan adanya hasrat ingin tahu.
b.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang berada di luar perbuatan atau tidak ada hubungan langsung  dengan perbuatan yang dilakukannya, tetapi menjadi penyertanya. (Ibrahim, 2003: 28) Motivasi ini mendukung sekali dalam kegiatan belajar terutama bagi siswa yang kurang perhatian terhadap pelajaran.
Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrensik antara lain:
1)    Saingan/Kompetensi
Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan penghargaan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan  dan perkembangan. Tugas guru disini adalah harus mengarahkan siswa agar bersaing secara wajar atau positif.
2)    Imbalan
Imbalan merupakan alat pendidikan refresif yang bersifat positif, imbalan juga merupakan alam motivasi yang dapat menjadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih giat.
Dalam memberi imbalan harus disesuaikan dengan prestasi siswa, imbalan bisa berupa pujian, hadiah, benda penghargaan penghormatan dan sebagainya.
3)    Hukuman
Hukuman dapat dijadikan pendorong siswa untuk lebih giat belajar bila diberikan secara tepat dan bijak. Tetapi di dalam menghukum anak harus diingat:
a)    Hukuman diberikan dalam jalinan rasa kasih sayang. Jangan terdorong oleh rasa marah dan dendam.
b)    Hukuman harus mampu menginsyafkan atau memperbaiki kesalahan.
c)    Hukuman harus yang setimpal atau adil.
d)    Jauhi memberi hukuman badan.
Dengan demikian hukuman ditinjau dari fungsinya sebagai alat pendidikan maupun sebagai alat motivasi. Kedua-duanya mempunyai nilai positif terhadap proses pelaksanaan pendidikan.
3.    Tujuan Pemberian Motivasi Orang Tua Terhadap Anak
Adanya motivasi atau dorongan yang menjiwai hubungan orang tua dan anak merupakan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Pemeberian motivasi ini kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. (Hasbullah, 2003:44)
Dari pernyataan di atas bahwa orang tua selalu bertanggung jawab dalam memberikan motivasi anak-anaknya. Motivasi ini bertujuan untuk menggerakkan anaknya melakukan sesuatu sehingga dapat menjadi tujuan tertentu.
Seperti dikatakan oleh Purwanto bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. (Purwanto, 2004:73)
Selanjutnya Purwanto (2004:71) lebih rinci menjelaskan tujuan motivasi antara lain:
a.    Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi (tenaga) kepada seseorang untuk melakukan tugas.
b.    Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
c.     Menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu (2004:71).
Dari pendapat tersebut di atas, bahwa setiap tindakan orang tua dalam memotivasi anak mempunyai tujuan tertentu. Tindakan motivasi akan lebih berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
4.    Bentuk-bentuk Motivasi Orang Tua dalam Belajar Anak
Di dalam kegiatan belajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi orang tua dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan bagi anak dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dilakukan orang tua terhadap belajar anak, antara lain:
a.    Mengawasi Kegiatan Belajar Anak
Pentingnya pendidikan di dalam keluarga merupakan konsekuensi dari rasa tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya. (Soebahar, 2002: 116). Hal ini diwujudkan dalam pengawasan orang tua terhadap kegiatan anak. Pengawasan yang kurang, bisa menimbulkan kecenderungan adanya kebebasan yang mutlak pada anak, hal ini dapat merugikan bagi anak itu sendiri. Pengawasan itu bukan berarti menghambat atau menekan, tetapi mendorong kearah kesadaran sendiri. Karena itu pengawasan akan berkurang apabila kita telah mewujudkan rasa tanggung jawab belajar.
b.    Mengenal Kesulitan Belajar Anak
Dalam belajar sering kali ada hal-hal yang menjadikan (akibat) kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar. Kegagalan atau keterlambatan kemajuan belajar tersebut ada hal-hal yang menyebabkannya.
Dengan mengenal kesulitan belajar anak, maka orang tua dapat membantu mengatasi kesulitan belajar yang sedang dihadapi anak. Untuk mengenal kesulitan-kesulitan tersebut, orang tua dapat menanyakan langsung kepada anaknya, apakah ada materi pelajaran yang sulit diikuti  atau orang tua menanyakan kepada guru tentang kesulitan belajarnya.
c.     Membimbing Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
Problem yang berkaitan  dengan aktivitas belajar  hendaknya selalu diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan karena anak adalah pihak yang  dididik, diarahkan yang  diharapkan baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. (Anshari, 2003: 83). Hal ini dapai diwujudkan dengan membimbing orang tua ketika anak mengalami  kesulitan belajar. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut maka orang tua dapat melakukan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan atau orang tua meminta bantuan orang lain yang dipandang mampu mengatasi kesulitan anak-anaknya, misalnya dengan les privat dan sebagainya.
Di sinilah bimbingan orang tua memegang peranan penting, anak yang mengalami kesulitan-kesulitan di atas dengan memberikan  bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua  akan sangat mempengaruhi keeberhasilan bimbingan tersebut.
d.    Mengatur Waktu Belajar
Sangat penting sekali bagi orang tua  untuk mengatur waktu belajar anak di rumah. Sebagaimana dimaklumi bahwa sebagian besar waktu anak adalah di rumah.
Seperti dikatakan oleh Witherington (2009:161) “Bahwa keteraturan waktu anak penting dalam belajar, karena mengatur waktu adalah pekerjaan yang sangat sukar bagi anak-anak, dan inipun bukan pekerjaan yang mudah bagi orang dewasa”.
Mengatur waktu belajar anak di rumah adalah menjatah dari sekian waktu yang ada untuk kepentingan belajar anak secukupnya, disamping sebagian untuk bermain, refresing dan mengerjakan tugas-tugas lainnya.
Mengatur waktu belajar dipandang sangat perlu karena tugas-tugas dan pekerjaan rumah sangat kompleks sekali yang kerap kali orang tua melibatkan anaknya untuk bekerja pada waktu yang tidak menentu. Keteraturan belajar anak penting karena di dalam belajar, anak membutuhkan waktu yang tepat dan cukup untuk berkonsentrasi terhadap pelajaran yang dipelajarinya. Untuk itu maka perlu adanya jadwal waktu belajar bagi anak demi tercapainya keberhasilan yang optimal.
         Disamping penjatahan waktu belajar tersebut sebagai tindak lanjut orang tua adalah mengawasi waktu belajarnya. Karena dengan pengawasan tersebut, orang tua akan tahu apakah anaknya dapat menggunakan waktu dengan baik dan teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar