Label

Rabu, 03 Februari 2016

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


                                      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 
 
Dalam kerangka pendidikan formal motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Namun tidak semua motivasi itu pasti terwujud termasuk motivasi guru dalam hal membentuk perilaku siswa, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain :
a.       Ciri-ciri atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan sebagainya.
b.      Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.
c.       Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d.      Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
e.       Unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebaya yang berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar, lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal,dan pergaulan juga mengalami perubahan, lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio televise dan film semakin menjangkau siswa kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar (Dimati, 1999:97).
Seperti yang telah dikemukakan terdahulu bahwa yang dimaksud dengan motivasi di dalam skripsi ini adalah suatu proses yang menentukan tingkatan, intensitas,konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia yang merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Selanjutnya motivasi ini masih dibagi lagi dengan unsur yang lebih kecil yaitu :
a.       Motivasi guru secara lisan
b.      Motivasi guru secara perbuatan
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut :
a.       Motivasi guru secara lisan
Dalam proses belajar mengajar perlu adanya interaksi yang baik antara guru dengan murid. Dalam hal ini murid sebagai objek motivasi itu, diantara motivasi guru secara lisan adalah :
1)      Memberi evaluasi
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.
Oleh karenanya menurut Edwin Wand dan W. Brown bahwa evaluasi refer to the act or proses to determining the value of something. Evaluasi adalah suatu tindakan/suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Djamarah, 2000:20).
Dari pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwa tujuan evaluasi hanyalah untuk mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktivitas atau pengalaman yang di dapat, dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2)      Memberi Nasihat atau Anjuran
Dalam memberikan nasehat dan semacamnya guru senantiasa bertindak bijaksana. Apabila siswa berbuat kesalahan, guru dapat memberikan tegoran dan nasehat yang baik kepada siswa, agar membuat rasa penyesalan dan malu untuk mengulangi perbuatan yang tidak baik tersebut.
Dalam hubungannya dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam surat Al Ashr yang berbunyi :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)(العصر(1-3:

Artinya : “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(al-asrt:1-3) (Depag RI., 1994: 1069)
3)      Memberi pujian
Pujian adalah motivasi yang positif, setiap orang yang senang dipuji, tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan baik.
Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang di puji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik senang mendapat perhatian dari guru dengan pemberian perhatian, anak didik merasa diawasi dan tidak akan dapat berbuat menurut sekehendak hatinya, pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran (Djamarah, 2002:171).
b.      Motivasi guru secara perbuatan
1.             Memberi perhatian
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Dalam hal tersebut, guru hendaknya berupaya atau membuat teknik-teknik baru, dalam rangka membangkitkan perhatian yang alami pada diri siswa.
2.      Memberi Tauladan
             Tauladan  adalah suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru atau diikut oleh orang lain. Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja atau pun tidak sengaja dilakukan atau di jadikan contoh bagi orang yang mengetahuinyaatau melihatnya (Alwi,2001:1160).
Ketauladan  guru adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang baik, yang patut ditiru oleh anak didik yang dilakukan oleh seorang guru di dalam tugasnya sebagai pendidik, baik tutur kata atau pun perbuatannya yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh murid, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
3.      Memberi Hadiah
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan: Hadiah merupakan sebuah pemberian kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan atau cendera mata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi (Djamarah, 2000:169).
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pemberian hadiah dapat diterapkan di sekolah dan guru dapat memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu kenaikan kelas, begitu pula pada waktu siswa menerima raport, tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan  belajar mengajar.
4.         Memberi hukuman
Azwan Zain menyatakan bahwa: Hukuman adalah reinforecemen yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan di sini tidak seperti hukuman penjara atau hukuman potong tangan tetapi hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman yang mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan (Djamarah, 2000:176).
Dalam proses belajar mengajar, anak didik kembali bahan pelaran yang baru  dijelaskan oleh guru, sanksi segera dilakukan dan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik terhadap bahan pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru tersebut.
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya hukuman dapat saja dilakukan oleh guru tanpa persetujuan anak didik. Gurulah yang membijaksanainya dan anak didik menunggu sanksi apa yang akan dikenakan atas dirinya.

Selasa, 02 Februari 2016

Faktor-faktor yang Menimbulkan Motivasi Belajar


                                             Faktor-faktor yang Menimbulkan Motivasi Belajar
 
Diantara faktor-faktor yang menimbulkan motivasi belajar:
a.       Menjelaskan kepada siswa, mengapa suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan apa manfaatnya untuk kehidupan anak.
b.      Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman di luar sekolah sepanjang memungkinkan
c.       Menunjukkan antusiasme dalam mengajar materi yang dipegang dan menggunakan prosedur mengajar yang relevan.
d.      Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai tugas yang tidak harus menekan. Sehingga  siswa mempunyai gairah belajar yang menyelesaikan tugas sebaik mungkin.
e.       Menciptakan iklim kondisip dalam kelas (sesuai dengan kebutuhan siswa), untuk menghindari kegagalan, apalagi siswa yang cenderung takut gagal. Hal ini berarti ada siswa yang ditantang dan ada yang dituntut.
f.       Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin dan mengembalikan tugas PR setelah dikoreksi (Kandii Masyrif, 2003:76).
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa motivasi bisa tumbuh dari siswa karena adanya dorongan-dorongan atau keinginan yang dilatar belakangi oleh kebutuhan-kebutuhan, sedangkan kebutuhan itu meliputi : Kebutuhan Primer dan skunder
Secara umum, kebutuhan-kebutuhan yang mendasari motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kebutuhan primer dan skunder.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan-kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup, kebutuhan primer di sini di antaranya :
a.       Kebutuhan untuk makan, minum dan menghirup oksigen.
b.      Kebutuhan reproduksi
c.       Kebutuhan akan rasa aman
d.      Kebutuhan untuk mengenal dirinya dan lingkungannya
e.       Kebutuhan akan rangsangan minimal dari lingkungan
Kebutuhan skunder adalah kebutuhan-kebutuhan yang dipelajari, bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, pada dasarnya kehidupan organisme tidak terancam. Diantaranya yang paling banyak ditekuni akhir-akhir ini adalah kebutuhan akan kekuasaan, popularitas, uang dan status (Irwanto, et.al, 2002:196).
Jadi kebutuhan merupakan faktor yang dapat menggerakkan siswa atau untuk menumbuhkan motivasi dalam melakukan sesuatu yang terarah, khususnya dalam perkembangan perilaku siswa. Faktor tersebut tidak cukup untuk mencapai perkembangan perilaku siswa yang sesuai dengan yang diharapkan, karena masih banyak faktor lain sebagai pendukung perkembangan perilaku tersebut, diantaranya adanya siswa oleh karenanya hal itu sebagai solusi utama untuk membimbing siswa dan mengarahkan, akan tetapi jika hal itu tidak efektif maka perlu adanya teknik-teknik baru untuk memotivasi siswa diantaranya: Teknik memotivasi berdasarkan teori kebutuhan antara lain :
a.       Pemberian Penghargaan atau ganjaran
Teknik ini dianggap berhasil apabila menumbuh kembangkan minat siswa.
b.      Pemberian angka atau grade
William Glasser dalam School Without Failure (1969) menyatakan :
“Karena grade atau angka itu lebih banyak menekankan kegagalan dari pada keberhasilan dan karena kegagalan itu merupakan dasar bagi timbulnya masalah-masalah, maka saya menyarankan system pelaporan kemajuan siswa yang keseluruhannya menghilangkan kegagalan".
c.       Kompetisi dan kooperasi
Ada tiga jenis perasingan yang efektif :
1)      Kompetisi interpersonal antara teman-teman sebaya sering menimbulkan semangat persaingan.
2)      Kompetisi kelompok, yaitu dimana setiap anggota dapat memberikan sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok serta merupakan motivasi yang sangat kuat.
3)      Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang prestasi terdahulu, dan merupakan motivasi yang efektif.
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa tumbuhnya motivasi pada diri seseorang tidak dengan sendirinya melainkan ada faktor lain dari luar diri anak, hal tersebut seiring dengan firman Allah swt. yang berbunyi :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون )آل عمران/104(

Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang yang beruntung. (QS. Ali Imron :104) (Depag RI., 1994: 70)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa motivasi belajar dapat diperoleh melalui interaksi dengan siswa yang lain, baik berupa tukar pikiran, tukar pendapat, tukar pengalaman atau majelis ta’lim, hal ini banyak sekali pengaruhnya terhadap diri siswa.

Senin, 01 Februari 2016

Pengertian Dan Fungsi Motivasi Guru



                                                 Pengertian Dan Fungsi Motivasi Guru
1.    Pengertian Motivasi Guru
Motivasi adalah dorongan atau dengan kata lain tujuan tindakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Eysenek dalam Dahlan Al-Barry berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia yang merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya (Dahlan Al-Barry, 1994:486).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional. Tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut. Akan tetapi, terlepas dari apa yang menjadi sumbernya, perlu dicatat bahwa agak mengherankan bahwa sedikit sekali penelitian diadakan mengenai penguatan motivasi belajar, padahal memperkuat motivasi belajar jelas termasuk tugas pengajar.
Selama 50 tahun belakangan ini banyak penelitian diadakan oleh ahli pendidikan dan ilmu jiwa mengenai aspek pengenalan dalam pengajaran, tetapi hampir tidak ada penelitian tentang penguatan motivasi, kalaupun ada penelitian tentang penguatan motivasi itu biasa diadakan terhadap hewan dan anak kecil, dan tidak banyak relevansinya dengan tugas guru yang selalu dihadapkan kepada pengambilan keputusan mengenai pengorganisasian suatu tugas kegiatan belajar.
2.    Fungsi Motivasi
Dengan memperhatikan uraian di atas, motivasi berfungsi sebagai pendorong atau perangsang bagi seorang siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Pelajaran akan berjalan dengan lancer, apabila disertai dengan motivasi dari siswa , sebaliknya siswa akan malas belajar dan gagal dalam belajar disebabkan tidak adanya motivasi.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi antara lain :
a.       Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi
b.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c.       Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mendapati tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2001:83).
Disinilah terlihat betapa pentingnya peranan motivasi di dalam proses belajar. Sehingga  siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar dan cepat memahami pelajaran serta siswa tak mudah putus asa ataupun gampang menyerah atas kesulitan dan kegagalan yang telah dialami dalam bangku sekolah sebab sudah tertanam kesadaran di dalam diri siswa I’tikad yang kuat dalam merealisasikan kesuksesan di dalam belajar dimana hal itu di latar belakangi oleh motivasi yang merupakan unsure psikologis manusi yang sangat penting dalam menggerakkan aktivitas lainnya.

Minggu, 31 Januari 2016

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Keberhasilan Belajar

                    Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Keberhasilan Belajar.

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu mmenciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola keduanya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.
Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya (kompetensinya) melaksanakan berbagai peranan yang berdifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar (Oemar Hamalik, 2002:48)
Berhasil tidaknya pendidikan ditentukan juga oleh tanggung jawab guru sebagai pendidik. Setiap guru professional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru selaku pendidik bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai dan norma-norma kepada murid muridnya, sehingga  terjadi pemeliharaan nilai bahkan melalui proses pendidikan diusahakan munculnya nilai-nilai baru. Dalam proses ini pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi dan menkonstruksi nilai-nilai baru.
Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawab apabila dia memiliki kompetensi yang dipadukan untuk itu. Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kompetensi. Setiap kompetensi itu dapat dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi yang lebih kecil lebih khusus diantaranya :
a.             Tanggung jawab moral
Setiap guru professional berkewajiban menanamkan moral dan nilai-nilai kepada anak didiknya, karena seseorang dinilai berhasil dalam studinya bukan hanya mempunyai bermacam-macam materi yang dipelajari di sekolah, tapi dia juga harus memiliki budi pekerti yang terpuji. 
b.      Tanggung jawab dalam pendidikan sekolah
Guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa. Tanggung jawab ini haruslah direalisasikan dalam bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar.
c.       Tanggung jawab dalam bidang keilmuan
Guru sebagai pendidik yang berfungsi memberikan ilmu, harus bertanggung jawab atas segala materi yang disampaikan, karena guru kalau mewariskan pelajaran yang salah, maka akan mengakibatkan fatal dan apabila siswa itu jadi guru dia juga akan mewariskan kesalahan dan demikian seterusnya.
Kompetensi dalam hal ini tidak hanya berperan untuk mendorong keberhasilan belajar siswa, tapi lebih jauh lagi untuk memberikan stimulus kepada siswa agar lebih agresif dan progresif dalam belajar, kompetensi guru merupakan pemilikian keterampilan sertakemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu guru yang berkompeten akan dapat memberikan dampak atau warna secara langsung terhadap pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah, tidak hanya pada penguasaan materi dan teknologi serta seni tetapi juga terbentuknya intelegensi matangnya kepribadian dan berkembangnya kreatifitas sesuai dengan bakat dan minat siswa. Jelasnya kompetensi profesi guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.