Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kerangka
pendidikan formal motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis
guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar
mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Namun tidak semua
motivasi itu pasti terwujud termasuk motivasi guru dalam hal membentuk perilaku
siswa, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain :
a. Ciri-ciri atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar
tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan,
makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan
sebagainya.
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang
anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang
meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang
siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian
belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah
memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa
dapat berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan
kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat
terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
e. Unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki
perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,dan pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebaya yang berpengaruh pada
motivasi dan perilaku belajar, lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam,
lingkungan tempat tinggal,dan pergaulan juga mengalami perubahan, lingkungan
budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio televise dan film semakin
menjangkau siswa kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar
(Dimati, 1999:97).
Seperti yang telah
dikemukakan terdahulu bahwa yang dimaksud dengan motivasi di dalam skripsi ini
adalah suatu proses yang menentukan tingkatan, intensitas,konsistensi, serta
arah umum dari tingkah laku manusia yang merupakan konsep yang rumit dan
berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan
sebagainya. Selanjutnya motivasi ini masih dibagi lagi dengan unsur yang lebih
kecil yaitu :
a. Motivasi guru secara lisan
b. Motivasi guru secara perbuatan
Untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut :
a. Motivasi guru secara lisan
Dalam proses
belajar mengajar perlu adanya interaksi yang baik antara guru dengan murid.
Dalam hal ini murid sebagai objek motivasi itu, diantara motivasi guru secara
lisan adalah :
1) Memberi evaluasi
Evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang
sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam
mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat
instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.
Oleh karenanya
menurut Edwin Wand dan W. Brown bahwa evaluasi
refer to the act or proses to determining the value of something. Evaluasi
adalah suatu tindakan/suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu
(Djamarah, 2000:20).
Dari pendapat
tersebut di atas dapat dipahami bahwa tujuan evaluasi hanyalah untuk
mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam
mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktivitas atau pengalaman
yang di dapat, dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2) Memberi Nasihat atau Anjuran
Dalam memberikan
nasehat dan semacamnya guru senantiasa bertindak bijaksana. Apabila siswa
berbuat kesalahan, guru dapat memberikan tegoran dan nasehat yang baik kepada
siswa, agar membuat rasa penyesalan dan malu untuk mengulangi perbuatan yang
tidak baik tersebut.
Dalam hubungannya
dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam surat Al Ashr yang berbunyi :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
(3)(العصر(1-3:
Artinya : “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.(al-asrt:1-3) (Depag
RI., 1994: 1069)
3) Memberi pujian
Pujian adalah
motivasi yang positif, setiap orang yang senang dipuji, tak peduli tua atau
muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan baik.
Syaiful Bahri
Djamarah dalam bukunya mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, pujian
dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka
dia juga senang di puji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan
anak didik. Anak didik senang mendapat perhatian dari guru dengan pemberian
perhatian, anak didik merasa diawasi dan tidak akan dapat berbuat menurut
sekehendak hatinya, pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak
didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran (Djamarah,
2002:171).
b. Motivasi guru secara perbuatan
1.
Memberi
perhatian
Perhatian mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan
informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Dalam hal tersebut,
guru hendaknya berupaya atau membuat teknik-teknik baru, dalam rangka
membangkitkan perhatian yang alami pada diri siswa.
2. Memberi
Tauladan
Tauladan adalah suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru
atau diikut oleh orang lain. Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja
atau pun tidak sengaja dilakukan atau di jadikan contoh bagi orang yang
mengetahuinyaatau melihatnya (Alwi,2001:1160).
Ketauladan guru adalah suatu perbuatan atau tingkah laku
yang baik, yang patut ditiru oleh anak didik yang dilakukan oleh seorang
guru di dalam tugasnya sebagai pendidik, baik tutur kata atau pun perbuatannya
yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh murid, baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
3. Memberi
Hadiah
Syaiful Bahri
Djamarah mengatakan: Hadiah merupakan sebuah pemberian kepada orang lain
sebagai penghargaan atau kenang-kenangan atau cendera mata. Hadiah yang
diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan
pemberi (Djamarah, 2000:169).
Dari pendapat di
atas dapat dipahami bahwa pemberian hadiah dapat diterapkan di sekolah dan guru
dapat memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah
tidak mesti dilakukan pada waktu kenaikan kelas, begitu pula pada waktu siswa
menerima raport, tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
4.
Memberi
hukuman
Azwan Zain
menyatakan bahwa: Hukuman adalah reinforecemen yang negative, tetapi diperlukan
dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan di sini tidak seperti hukuman penjara
atau hukuman potong tangan tetapi hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman yang
mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan (Djamarah, 2000:176).
Dalam proses
belajar mengajar, anak didik kembali bahan pelaran yang baru dijelaskan oleh guru, sanksi segera dilakukan
dan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari anak
didik terhadap bahan pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru tersebut.
Dari pendapat di
atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya hukuman dapat saja dilakukan
oleh guru tanpa persetujuan anak didik. Gurulah yang membijaksanainya dan anak
didik menunggu sanksi apa yang akan dikenakan atas dirinya.