Label

Jumat, 08 April 2016

Pengertian Status

                                                                  Pengertian Status

Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial yang dalam perilaku kesehariannya tidak dapat melepaskan diri dari saling berinteraksi sementara manusia yang satu dengan lainnya, atau manusia dengan kelompok. Saling berkomunikasi dan saling membutuhkan. Dalam berinteraksi dengan lingkungan manusia mempunyai peranan-peranan yang berbeda menurut kepentingan pribadi.
   Dalam dinamika kehidupan masyarakat, ia (manusia) selalu ingin mencapai kepentingan-kepentingan yang akan dicapai seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan zaman. Secara otomatis akan terjadi benturan-benturan kepentingan kepentingan antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat lainnya. Sebagai akibatnya, maka dalam praktek sosial masyarakat itu sendiri terjadi kompetisi dalam berbagai aspek kehidupan .
Suerjono Sukanto (1990:264), “Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam system lapisan dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial pola-pola  yang mengatur hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat dan tingkah laku individu-individu tersebut“.
Peranan, selanjutnya erat sekali hubungannya dengan status seseorang. Y.S. Marjo (1997:314), membatasi status adalah kedudukan atau posisi tertentu yang dimiliki seseorang dalam masyarakat, sesuai dengan peranan atau  tugasnya. Misalnya seorang Bupati mempunyai status yang tinggi, patut dihargai, disegani dan sebagainya.

Kedudukan dapat berarti pula tempat seseorang dalam pola tertentu. Dengan demikian bahwa, seseorang dapat dikatakan mempunyai beberapa kedudukan oleh karena berbagai aktivitas yang dilakukan dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menyangkut dimana seseorang melakukan aktivitas sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.

Senin, 14 Maret 2016

Fungsi dan Prinsip Motivasi



                                                       Fungsi dan Prinsip Motivasi

1.      Fungsi Motivasi
Sebagaimana yang sudah kita bahas didepan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Maka sudah barang tentu motivasi itu akan mempengaruhi kegiatan. Sehubungan dengan hal itu, ada tiga fungsi motivasi yang disampaikan Sardiman AM (2001:85).
a.       Motivasi berfungsi untuk mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi itu sebagi penggerak atau motor yang memunculkan energi sehingga dengan adanya energi tersebut manusia akan mampu berbuat sesuatu.
b.      Menentukan arah perbuatan, yaitu pada tujuan yang hendak dicapai. Karena motivasi dipengaruhi oleh adanya tujuan. Dengan demikian motivasi dapat memeberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c.       Menyeleksi perbuatan. Yaitu akan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai dan serasi guna mencapai tujuan. Disisi lain juga akan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut. Sebagai contoh seorang siswa yang akan ujian tentunya akan melakuakan kegiatan belajar dan akan meninggalakan membaca komik untuk meraih tujuan yang diinginkan.
2.      Prinsip Motivasi
Dalam motivasi terdapat beberapa prinsip untuk mendorong motivasi belajar di sekolah. Prinsip-prinsip ini merupakan hal yang sangat mendasar dalam memunculkan motivasi dalam diri seseorang. Ada tujuh belas prinsip motivasi menurut Oemar Hamalik (2002:181). Tujuh belas prinsip itu adalah :
a.       Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Pada dasarnya setiap individu butuh akan pujian, dengan pujian itu seseorang merasa apa yang telah dia perbuat mendapatkan perhatian dari orang lain. Karena pujian merupakan suatu penghargaan terhadap apa yang telah dilakukan seseorang. Lain halnya dengan hukuman, hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan bahkan menganggap apa yang telah diperbuat merupakan hal yang keliru. Berdasarkan hal itu maka pujian lebih besar nilainya dari pada hukuman dalam menciptakan motivasi belajar.
b.      Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu di dalam setiap siswa berbeda-beda. Siswa yang bisa memenuhi kebutuhan secara efektif melalui kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi, tetapi siswa yang dengan cara belajar kebutuhanya belum dapat terpenuhi maka membutuhkan motivasi yang cukup tinggi.
c.       Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar. Dengan adanya motivasi yang berasal dari dalam individu sendiri berarti dia telah sadar dan memang mempunyai tujuan yang kuat. Dia mempunyai prinsip harus bisa meraih target tertentu. Motivasi ini lebih efektif dari pada motivasi yang diberikan oleh orang lain. Karena motivasi yang diberikan orang lain kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
d.      Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) memerlukan usaha penguatan. Apabila suatu perbuatan belajar sudah mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu diulang kembali beberapa menit kemudian. Dengan cara demikian maka hasil yang diperoleh akan lebih baik dan lebih mantap. Perbuatan ini perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.  
e.       Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain. Jika orang tua memiliki antusias yang tinggi untuk memberi motivasi terhadap anaknya maka sang anak juga akan memiliki antusias yang tinggi. Kalau anak sudah memeliki antusias yang tinggi akan menyebar pada teman-temannya. Sehingga diharapkan akan bisa membawa orang lain ikut menjadi antusias.
f.       Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi. Pemahaman tentang belajar harus diberikan sedini mungkin terhadap anak didik. Tujuannya agar anak didik paham dan mengerti apa tujuan dia belajar. Pemahaman ini harus ditanamkan terus-menerus baik dari guru maupun orang tua. Sebab kedua pihak itu yang selalu berinteraksi dengan anak didik. Jika anak didik sudah memahami tujuan akan dicapai, maka perbuatannya ke arah itu akan lebih besar daya dorongnya/motivasinya.
g.      Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakan tugas-tugas itu dipaksa oleh guru.  Karena dengan mengerjakan tugas dari diri sendiri berarti anak tersebut sadar akan kebutuhannya dan dalam mengerjakan itu tidak merasa ada paksaan dari siapapun. Dia akan mengerjakan dengan senang hati tanpa adanya beban. Lain halnya dengan tugas yang diberikan oleh guru, anak didik akan terpaksa dalam mengerjakannya dan merasa terbebani.
h.       Pujian yang datang dari luar (external rewards) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. Karena merasakan ada perhatian dari orang lain dan juga penghargaan yang lebih maka seseorang akan berusaha lebih giat dan lebih baik dari apa yang sudah dilakukan. Karena secara kodrati setiap individu membutuhkan penghargaan dari orang lain.
i.        Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk memelihara minat siswa. Seorang guru harus bisa berbagai macam cara mengajar agar dapat digunakan bergantian dan para siswa tidak merasa jemu. Jika guru bisa membuat situasi yang selalu berubah maka siswa akan merasa senang dan tidak bosan. Dengan adanya situasi yang seperti itu maka anak didik akan lebih bersemangat dalam belajarnya. Karena situasi selalu berubah, menantang dan juga menyenangkan.
j.        Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya. Setiap akan biasanya memiliki minat khusus terhadap suatu bidang studi atau suatu perbuatan. Kadang-kadang anak minat terhadap main sepak bola, minat itu akan mudah ditransfer kepada minat dalam bidang yang lain.
k.      Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. Mengapa hal itu bisa terjadai? Karena disebabkan oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karenanya bila hendak membangkitkan minat para siswanya seorang guru hendaknya menyesuaikan usahanya dengan kondisi yang ada pada mereka.
l.        Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa. Anak-anak biasanya berusaha untuk mencari kebebasan dari orang dewasa. Mereka lebih suka bersama-sama dengan teman sebayanya. Mereka bersedia melakukan apa yang akan dilakukan teman-temannya. Oleh karena itu, kalau guru hendak membimbing mereka belajar, maka arahkanlah semua anggota kelompok itu kepada nilai-nilai belajar agar mereka dapat belajar dengan baik.
m.    Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Bila guru bisa mengajar dengan teknik-teknik tertentu dan bisa mengarhkan siswa terhadap kegiatan-kegiatan kreatif, maka siswa akan memiliki kreativitas yang tinggi dan berfariatif. Karena bila siswa diberi semacam hambatan maka akan muncul suatu kreativitas baru agar dapat lulus dari hambatan itu.
n.      Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar. Bila seseorang merasa cemas maka sulit baginya untuk berkonsentrasi terhadap suatu bidang tertentu. Rasa cemas selalu menghantuinya dan mempengaruhi terhadap pikirannya. Orang yang merasa cemas akan mengakibatkan pindahnya perhatian dari aktivitas belajar pada hal lain yang menyebabkan dia cemas.
o.      Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Ada kalanya kecemasan dan frustasi juga membawa hal yang positif karena dalam kondisi seperti itu seseorang memiliki emosi yang lemah dan kadang kala akan menimbulkan perbuatan yang lebih energik, dan bisa melakukan perbuatan yang lebih bergairah.
p.      Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada demoralisasi. Kadang-kadang siswa yang diberi tugas terlalu sukar akan merasa putus asa dan frustasi sehingga akan mengakibatkan dia melakukan hal-hal lain yang tidak wajar. Itu semua dilakukan untuk melampiaskan beban yang ada dalam pikirannya.
q.      Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan. Kejiwaan dari tiap-tiap anak memang berlainan dan tidak mungkin disamakan kadang-kadang ada siswa yang dengan kegagalannya dia menjadi tambah rajin untuk belajar karena mengejar kesuksesan, ada juga yang sebaliknya. Di sisi lain juga ada siswa yang selalu berhasil merasa khawatir suatu ketika akan menjumpai kegagalan.
Uraian di atas adalah beberapa prinsip motivasi yang akan mempengaruhi terhadap dorongan seseorang. Walaupun prinsip-prinsip tersebut tidak semuanya cocok untuk individu tertentu, namun itu merupakan garis besar dan diperoleh berdasarkan penelitian. Jika prinsip-prinsip itu bisa diwujudkan sudah seharusnya perkembangan motivasi siswa akan bertambah.

Senin, 07 Maret 2016

Melayani Pemesanan Songkok Putih

        Assalamualaikum....
 kami disini menyedikan songkok putih dengan harga grosir, yang berminat silahkan hubungi kami di nomer ini : 085236424849, kami hanya menyediadak partai besar bukan eceran...afwan




Wassalamualaikum...

Motivasi dan hal-hal yang mempengaruhinya



1.      Pengertian Motivasi
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang motivasi alangkah lebih baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa itu motivasi. Motivasi pada dasarnya adalah kata tanda "motiv" yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata "motiv" itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman A.M, 2001 : 73).
Mc.Donald (dalam Sardiman Am, 2001:73) memberikan pengertian bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadapa adanya tujuan. Dari pengertian itu terdapat tiga elemen penting motivasi:
a.       Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa perubahan energi pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b.      Motivasi ditandai dengan munculnya "feeling" atau rasa seseorang. Oleh karena itu, motivasi relevan dengan persolalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.       Motivasi akan dirancang oleh adanya tujuan, motivasi merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan itu karena dirangsang atau didorong oleh adanya unsur lain yaitu tujuan.
Dengan tiga elemen diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang komplek. Dalam kegiatan mengajar apabila ada seorang siswa tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya.  Sebab-sebab itu bisa macam-macam adakalanya mungkin tidak senang mungkin sakit, ada problem pribadi dan lain-lain. Kalau kita sudah mengetahui hal-hal itu maka tidak akan mudah menyalahakn anak didik tetapi dicari penyebabnya dan selanjutnya akan ditanggulangi
2.      Hal-hal Yang Mempengaruhi Motivasi
Selain itu ada beberapa hal yang mempengaruhi motivasi belajar anak. Minimal empat hal utama yang mempengaruhi motivasi belajar, menurut Raimon., dkk (Dalam M. Khairul Anam, 2004:19) keempat hal itu adalah : budaya, keluarga, sekolah dan anak itu sendiri.

Sabtu, 20 Februari 2016

Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Guru Terhadap Perilaku Siswa

. Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Guru Terhadap Perilaku Siswa
Dari uraian di atas, tampak adanya pengaruh yang tidak bisa dipisahkan antara pemberian motivasi oleh guru terhadap perilaku siswa, sebab sedikit banyak motivasi guru dapat mempengaruhi akhlak seseorang, bila apa yang telah dihasilkan atau diperoleh dari motivasi itu diamalkan dengan maksimal.
Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan, tentang pemberian motivasi guru secara lisan maupun secara perbuatan, kedua sub motivasi tersebut merupakan kombinasi dalam rangka mendidik akhlak dan perilaku siswa.

Oleh karena itu, semakin baik motivasi yang diberikan guru pada siswa, serta tauladan yang dicontohkan pula, maka akan semakin nampak hasilnya baik akhlak siswa yang berhubungan lembaga pendidikan, realitas masyarakat maupun keluarga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi guru secara lisan atau perbuatan memiliki hubungan yang positif dengan perilaku siswa baik di sekolah ataupun di rumah.
  1. Hipotesis
Setelah penulis mengadakan kajian terhadap beberapa sumber, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Sutrisno Hadi berpendapat: Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan.
Dari ungkapan diatas memberikan pemahaman bahwa hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang secara teoritis akan dijadikan pegangan dalam proses laporan penelitian.
Sebelum terjun kepada penelitian seorang peneliti merumuskan terlebih dahulu hipotesis secara jelas dengan maksud agar proses penelitiannya lebih terarah, disamping juga akan memudahkan peneliti dalam membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Hipotesa Mayor
Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh guru terhadap perilaku siswa.
2.    Hipotesa Minor
a.    Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh guru secara lisan terhadap perilaku siswa .
b.    Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh guru secara perbuatan terhadap perilaku siswa .
Akhirnya untuk membuktikan kajian teori dan hipotesa ini, benar atau salah hipotesa yang telah dirumuskan masih memerlukan pengujian atau analisis data melalui penelitian.

Kamis, 18 Februari 2016

Ruang Lingkup prilaku

                                                                 Ruang Lingkup prilaku

Dalam proses kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan Tuhannya dan berhubungan dengan sesama. Oleh sebab itu prilaku mempunyai peranan penting dalam mengatur bagaimana manusia melakukan hubungannya, baik dengan tuhan maupun terhadap sesama manusia.
Dari uraian di atas, maka prilaku disini penulis kelompokkan menjadi beberapa bagian antara lain:
a.       Perilaku siswa terhadap guru
Kewajiban seseorang kepada gurunya hampir sama dengan kewajiban kepada kedua orang tuanya, karena guru merupakan wakil orang tua dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran (Rahmad Djatmika, 1996:218).
Dalam filsafat jawa adalah istilah guru, ratu lan wangtua karo (guru, pemerintah/raja dan kedua orang tua). Orang tua membesarkan anaknya dengan rezekinya, raja / pemerintah membesarkan dengan peraturan dengan kesejahteraannya dan guru membesarkan seseorang dengan ilmu dan pendidikannya (Rahmad Djatmika, 1996:218).
Dengan demikian seorang murid hendaknya berlaku sopandan hormat kepada  gurunya, tidak menyakiti perasaannya dan tidak menentang perkataannya, sebagaimana perkataan Barmawy Umari :
“Hendaknya engkau cinta dan hormat kepada gurumu, duduklah engkau dihadapannya dengan penuh adab, memperhatikan pelajarannya dan mengamalkan dengan baik nasehatnya setiap masalah yang tiada engkau pahami tanyakanlah dengan baik, bercakaplah dengan suara yang sederhana dengarkanlah perkataannya, taatilah peraturan sekolah.” (Barmaway Umari, 1990:82).
b.      Perilaku siswa terhadap teman
Dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan sekolah siswa tidak bisa lepas dari teman-temannya, antara yang satu dengan yang lain saling membutuhkan bahkan siswa membutuhkan teman dekat untuk mencurahkan hati dan memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Karena itu kalau kita berteman hendaklah memilih teman yang bakal memberi manfaat kepada kita. Sebagaimana kata mutiara filsafat menyatakan :

            نَبِّئْنِى عَمَّنْ نُصَاحِبْ اُنَبِّئُكَ مَنْ اَنْتَ                                                                                                 

Artinya : “Beritahukanlah kepadaku siapa yang berteman dengan anda, nanti akan kuberitahukan siapa anda.” (Rahmad Djatmika, 1996:245).

Kewajiban kita kepada teman, yang utama adalah membimbing dan memberikan pengaruh yang baik agar teman kita berakhlakul karimah, selain itu juga mendapatkan yang baik dari pada teman yang baik.
Kewajiban yang utama kepada teman adalah menanamkan pengaruh akhlak yang baik, agar teman kita juga dapat mempertebal iman dan memperbanyak amal shaleh (Rahmad Djatmika, 1996:246).
c.       Perilaku siswa terhadap orang tua
Keluarga merupakan sumber pendidikan yang pertama karena segala pengetahuan manusia diperoleh pertama kali dari orang tua. Sehingga  mereka banyak memberikan dasar ajaran bagi anak terutama dari ibu dan ayah berupa pergaulan hidup, cara bicara, bertindak dan sebagainya.
Seorang anak menurut ajaran Islam diwajibkan berbuat baik kepada orang tua, dalam bagaimanapun artinya jangan sampai si anak menyinggung perasaan orang tuanya walaupun seandainya orang tua berbuat dzalim terhadap anaknya.
Sebagaimana firman Allah swt. :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا [الأحقاف/15]

Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan…” (QS. AL-Ahqaf : 15) (Depag RI, 1994).
Menurut Barmaway Umari ayah dan ibumu lebih berhak dari segala manusi lainnya untuk engkau cintai, taat dan hormat, karena mereka memelihara mengasuh, mendidik, menyekolahkan engkau, mencintaimu dengan ikhlas agar engkau menjadi seorang yang baik, berguna dalam masyarakat di dunia dan akhirat (Barmaway Umari, 1990:71).
Segala sikap orang tua memberi refleksi yang kut terhadap sikap anak. Dalam hal berkatapun demikian, apabila si ibu sering menggunakan kata-kata halus kepada anaknya anakpun berkata halus begitu sebaliknya. Karena si anak mempunyai insting meniru yang lebih mudah ditiru adalah yang paling dekat dengannya yaitu orang tuanya. Sebagaimana perkataan Ibnu Sina: “Orang yang ditiru hendaklah menjadi pemimpin yang baik, contoh yang bagus hingga tidak meninggalkan kesan-kesan yang buruk di dalam jiwa anak-anak yang menirunya.” (Athiyah Al-Abrasi, 1997:109).
Kewajiban anak kepada orang tuanya dalam berbicara menurut agam Islam harus berbicara sopan, lemah lembut, dan mempergunakan kata-kata mulia sebagaimana firman Allah swt. :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا  [الإسراء/23]

Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadakeduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa : 23) (YPPA, 1971)

d.      Perilaku siswa terhadap masyarakat
Orang-orang yang bukan tetangga bukan famili, tetap mempunyai hubungan kemanusiaan yang kita wajib menolongnya dalam arti juga mendidik, apabila orang yang berbuat baik dan dalam taqwa kepada Allah swt, harus kita bantu dan kita dukung, dukungan itumrpk sugesti dan dorongan semangat.
Begitu juga pun tolong menolong untuk kebaikan dan taqwa kepada Allah swt, adalah perintah Allah swt, yang dapat ditarik hukum wajib kepada setiap kaum muslimin dengan cara yang sesuai dengan keadaan obyek orang yang bersangkutan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [المائدة/2]

Artinya : “Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (permusuhan). Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah :2 ) (YPPA, 1971)


 Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kewajiban tolong menolong sesama makhluk sosial bukan hanya dari segi moral, melainkan juga dalam segi materi.

Selasa, 16 Februari 2016

sakawana bakti


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

                                 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut  Gunarsa (1993:41-44) faktor yang akan mempengaruhi perilaku anak adalah :
1.   Lingkungan Rumah
Orang harus dapat menciptakan suatu keadaan dimana si anak berkernbang dalam suasana ramah, Was, jujur dan kerjasama yang diperlihatkan masing-masing anggota keluarga dalam ludup mereka setiap hari sebaliknya sulit untuk menumbuhkan sikap-sikap yang baik pada anak dikemudian hari, bilamana si anak tumbuh dan berkembang dalam suasana dunana si anak hidup dalam pertikaian, pertengkaran antara sesama angota keluarga.
2.    Lingkungan Sekolah
Hubungan antara murid dengan guru dan murid dengan murid banyak mempengaruhi aspek kepribadian termasuk perilaku si anak yang memang masih memahami peraturan-peraturan
            3.    Lingkungan Teman Sebaya
Anak yang bertindak langsung sebagai pemimpin dengan sikap­sikap menguasai anak-anak yang lain akan besar pengaruh terhadap pola-pola sikap atau kepribadian. Maka lingkungan teman sebaya juga menentukan dalam pembentukan dalam pembentukan perilaku pada diri anak (siswa).
            4.    Segi Keamanan
Perilaku yang diperlihatkan oleh sianak tidak ditentukan oleh pandainya atau oleh pengertian atau pengetahuan yang dimiliki anak, melainkan bergantung sepenuhnya kepada penghayatan nilai-nilai keagamaan dan perilaku dan hubungannya dengan anak yang lain.

Menjadi orang yang bisa diandalkan dan dapat mernberikan suatu contoh yang baik pada saat sekarang ini moral siswa atau sudah banyak rusak disebabkan ketidak adanya perilaku (sikap) yang bermoral maka ini dapat menyebabk:an siswa sering melakukan tindakan tindakan yang melanggar norma-nonna di sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan ketidak adanya moral ini jelas kita lihat bagaimana besarnya pengaruh perilaku siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Minggu, 14 Februari 2016

Pengertian Perilaku

                                                            Pengertian  Perilaku

Pengertian perilaku tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan sikap. Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa sikap berkaitan dengan tujuan memahami kecenderungan-kecenderungan perilaku.
Menurut Gunarsa (1999:38) mengatakan bahwa : “Perilaku adalah segala sesuatu atau tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tata/cara yang ada dalam suatu kelompok”. Berdasarkan pengertian di atat perilaku itu adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan nilai­-nilai norma ataupun nilai yang ada dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial masyarakat.
Menurut Kartono (1997:6) menyatakan bahwa : “Perilaku adalah segala aktivitas perbuatan, penampilan diri yang dilakukan manusia dalam kehidupannya”.
Anak merupakan salah satu lapisan masyarakat yang merupakan bagian dari generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan bersumber daya manusia yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat yang khusus, serta memerlukan pembinaan dan perlindungan dari orang tua maupun guru daiam rangka menjamin perhambuhan dan perkembangan fisik, mental dan, sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka.
Dari beberapa pendapat di atas sejak lahir seorang anak sudah mempunyai sifat, seorang anak dapat berbuat sesuatu adalah dari Iuar dirinya, keluarga dan lingkungan dapat menjadi penentu baik buruknya tingkah laku seorang anak. Apabila seorang anak mendapat kasih sayang cukup dari orang tuanya, lingkungan serta mempunyai pendidikan ia akan dapat berbuat dan berperilaku yang baik.
Sebagai siswa yang telah menerima dan memperhatikan didikan dari orang tua maupun guru di sekolah akan dapat berpikir secara dewasa dan berkembang dengan baik terutama bagi siswa yang telah dibimbing, dibina dan diarahkan oleh gurunya di sekolah diharapkan dapat perilaku baik sesuai dengan keperibadian siswa.

Dengan demikian yang dimaksud pendidikan prilaku adalah usaha yang dilakukan atau diberikan seseorang kepada orang lain dengan menanamkan sifat-sifat dan tingkah laku yang baik, melalui sebuah proses yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan dalam rangka membentuk pribadi yang utama.

Sabtu, 13 Februari 2016

Songkok Putih

                                                              Jual Songkok Putih 

Assalamualaikum...

    Disini kami menyediakan bermacam songkok putih mulai yang biasa sampai yang bagus, bila anda ingin berjualan kembali kami siap melayani anda semua dan kami tidak menyediakan eceran kami hanya melayani pemesanan partai / kodian...
  bila anda minat segera hubungi kami ; hasan kubillah, hp ;085236424849 / 085904113579



Maaf yang kami posting sebagian sempel songkok,,, yang lainya belum.

Wassalamualaikum...



Rabu, 10 Februari 2016

Haji & umroh Jombang

Promo ini terbatas sampai bulan april 2016 saja,yang minat segera merapat mumpung masih hangat.....!

Haji & Umroh Jombang

Assalamualaikum...
Bismillahirrohmanirohim...
         Kami disini akan membantu anda semua yang memiliki keinginan ibadah haji dan umroh dengan fasilitas yang memuaskan, biaya yang terjangkau dan terpercaya.



       Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memuaskan pelanggan,,karena kami memiliki pedoman membantu orang beribadah dijalanNYA Allah itu sudah kami anggap suatu ibadah, jadi di sini kami tidak main-main apalagi sampai ada unsur penipuan,  naudubillahi mindalik...                                                           
 Wassalamualaikum....