Label
Senin, 07 Maret 2016
Motivasi dan hal-hal yang mempengaruhinya
1.
Pengertian Motivasi
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang
motivasi alangkah lebih baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa itu motivasi.
Motivasi pada dasarnya adalah kata tanda "motiv" yang
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam
subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata "motiv" itu maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman A.M, 2001 : 73).
Mc.Donald (dalam Sardiman Am, 2001:73)
memberikan pengertian bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan
didahului dengan tanggapan terhadapa adanya tujuan. Dari pengertian itu terdapat
tiga elemen penting motivasi:
a.
Motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan
motivasi akan membawa perubahan energi pada organisme manusia. Karena menyangkut
perubahan energi manusia penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b.
Motivasi ditandai dengan
munculnya "feeling" atau rasa seseorang. Oleh karena itu,
motivasi relevan dengan persolalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.
Motivasi akan dirancang oleh
adanya tujuan, motivasi merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan itu karena dirangsang
atau didorong oleh adanya unsur lain yaitu tujuan.
Dengan tiga elemen diatas dapat dikatakan
bahwa motivasi merupakan sesuatu yang komplek. Dalam kegiatan mengajar apabila
ada seorang siswa tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu
diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab
itu bisa macam-macam adakalanya mungkin tidak senang mungkin sakit, ada problem
pribadi dan lain-lain. Kalau kita sudah mengetahui hal-hal itu maka tidak akan
mudah menyalahakn anak didik tetapi dicari penyebabnya dan selanjutnya akan
ditanggulangi
2.
Hal-hal Yang Mempengaruhi
Motivasi
Selain itu ada beberapa hal yang
mempengaruhi motivasi belajar anak. Minimal empat hal utama yang mempengaruhi
motivasi belajar, menurut Raimon., dkk (Dalam M. Khairul Anam, 2004:19) keempat
hal itu adalah : budaya, keluarga, sekolah dan anak itu sendiri.
Sabtu, 20 Februari 2016
Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Guru Terhadap Perilaku Siswa
. Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Guru Terhadap Perilaku Siswa
Dari uraian di
atas, tampak adanya pengaruh yang tidak bisa dipisahkan antara pemberian motivasi
oleh guru terhadap perilaku siswa, sebab sedikit banyak motivasi guru dapat
mempengaruhi akhlak seseorang, bila apa yang telah dihasilkan atau diperoleh
dari motivasi itu diamalkan dengan maksimal.
Pada pembahasan
terdahulu telah dijelaskan, tentang pemberian
motivasi guru secara lisan maupun secara perbuatan, kedua sub motivasi tersebut
merupakan kombinasi dalam rangka mendidik akhlak dan perilaku siswa.
Oleh karena itu,
semakin baik motivasi yang diberikan guru pada siswa, serta tauladan yang
dicontohkan pula, maka akan semakin nampak hasilnya baik akhlak siswa yang
berhubungan lembaga pendidikan, realitas masyarakat maupun keluarga. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi guru secara lisan atau perbuatan
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku siswa baik di sekolah ataupun di
rumah.
- Hipotesis
Setelah penulis
mengadakan kajian terhadap beberapa sumber, maka langkah berikutnya adalah
merumuskan hipotesis. Sutrisno Hadi berpendapat: Hipotesis adalah dugaan yang
mungkin benar dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan
akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan
hipotesis dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan
terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan.
Dari ungkapan
diatas memberikan pemahaman bahwa hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara
yang secara teoritis akan dijadikan pegangan dalam proses laporan penelitian.
Sebelum terjun
kepada penelitian seorang peneliti merumuskan terlebih dahulu hipotesis secara
jelas dengan maksud agar proses penelitiannya lebih terarah, disamping juga
akan memudahkan peneliti dalam membuktikan kebenaran hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Adapun hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesa Mayor
Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh
guru terhadap perilaku siswa.
2. Hipotesa Minor
a. Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh guru
secara lisan terhadap perilaku siswa .
b. Bahwa ada pengaruh pemberian motivasi oleh guru
secara perbuatan terhadap perilaku siswa .
Akhirnya untuk
membuktikan kajian teori dan hipotesa ini, benar atau salah hipotesa yang telah
dirumuskan masih memerlukan pengujian atau analisis data melalui penelitian.
Kamis, 18 Februari 2016
Ruang Lingkup prilaku
Ruang Lingkup prilaku
Dalam
proses kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial tidak
lepas dari hubungan dengan Tuhannya dan berhubungan dengan sesama. Oleh sebab
itu prilaku
mempunyai peranan penting dalam mengatur bagaimana manusia melakukan
hubungannya, baik dengan tuhan maupun terhadap sesama manusia.
Dari
uraian di atas, maka prilaku disini penulis kelompokkan menjadi beberapa bagian antara lain:
a.
Perilaku siswa terhadap guru
Kewajiban seseorang kepada gurunya
hampir sama dengan kewajiban kepada kedua orang tuanya, karena guru merupakan
wakil orang tua dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran (Rahmad Djatmika,
1996:218).
Dalam filsafat jawa adalah istilah
guru, ratu lan wangtua karo (guru, pemerintah/raja dan kedua orang tua). Orang
tua membesarkan anaknya dengan rezekinya, raja / pemerintah membesarkan dengan
peraturan dengan kesejahteraannya dan guru membesarkan seseorang dengan ilmu
dan pendidikannya (Rahmad Djatmika, 1996:218).
Dengan demikian seorang murid
hendaknya berlaku sopandan hormat kepada
gurunya, tidak menyakiti perasaannya dan tidak menentang perkataannya,
sebagaimana perkataan Barmawy Umari :
“Hendaknya engkau cinta dan hormat
kepada gurumu, duduklah engkau dihadapannya dengan penuh adab, memperhatikan
pelajarannya dan mengamalkan dengan baik nasehatnya setiap masalah yang tiada
engkau pahami tanyakanlah dengan baik, bercakaplah dengan suara yang sederhana
dengarkanlah perkataannya, taatilah peraturan sekolah.” (Barmaway Umari,
1990:82).
b.
Perilaku siswa terhadap teman
Dalam pergaulan sehari-hari di
lingkungan sekolah siswa tidak bisa lepas dari teman-temannya, antara yang satu
dengan yang lain saling membutuhkan bahkan siswa membutuhkan teman dekat untuk
mencurahkan hati dan memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Karena itu kalau kita berteman
hendaklah memilih teman yang bakal memberi manfaat kepada kita. Sebagaimana
kata mutiara filsafat menyatakan :
نَبِّئْنِى
عَمَّنْ نُصَاحِبْ اُنَبِّئُكَ مَنْ اَنْتَ
Artinya : “Beritahukanlah
kepadaku siapa yang berteman dengan anda, nanti akan kuberitahukan siapa anda.”
(Rahmad Djatmika, 1996:245).
Kewajiban kita kepada teman, yang
utama adalah membimbing dan memberikan pengaruh yang baik agar teman kita berakhlakul
karimah, selain itu juga mendapatkan yang baik dari pada teman yang baik.
Kewajiban yang utama kepada teman
adalah menanamkan pengaruh akhlak yang baik, agar teman kita juga dapat
mempertebal iman dan memperbanyak amal shaleh (Rahmad Djatmika, 1996:246).
c.
Perilaku siswa terhadap orang
tua
Keluarga merupakan sumber pendidikan
yang pertama karena segala pengetahuan manusia diperoleh pertama kali dari
orang tua. Sehingga mereka banyak
memberikan dasar ajaran bagi anak terutama dari ibu dan ayah berupa pergaulan
hidup, cara bicara, bertindak dan sebagainya.
Seorang anak menurut ajaran Islam
diwajibkan berbuat baik kepada orang tua, dalam bagaimanapun artinya jangan
sampai si anak menyinggung perasaan orang tuanya walaupun seandainya orang tua
berbuat dzalim terhadap anaknya.
Sebagaimana firman Allah swt. :
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا [الأحقاف/15]
Artinya : “Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan…” (QS.
AL-Ahqaf : 15) (Depag RI, 1994).
Menurut Barmaway Umari ayah dan ibumu
lebih berhak dari segala manusi lainnya untuk engkau cintai, taat dan hormat,
karena mereka memelihara mengasuh, mendidik, menyekolahkan engkau, mencintaimu
dengan ikhlas agar engkau menjadi seorang yang baik, berguna dalam masyarakat
di dunia dan akhirat (Barmaway Umari, 1990:71).
Segala sikap orang tua memberi
refleksi yang kut terhadap sikap anak. Dalam hal berkatapun demikian, apabila
si ibu sering menggunakan kata-kata halus kepada anaknya anakpun berkata halus
begitu sebaliknya. Karena si anak mempunyai insting meniru yang lebih mudah
ditiru adalah yang paling dekat dengannya yaitu orang tuanya. Sebagaimana
perkataan Ibnu Sina: “Orang yang ditiru hendaklah menjadi pemimpin yang baik,
contoh yang bagus hingga tidak meninggalkan kesan-kesan yang buruk di dalam
jiwa anak-anak yang menirunya.” (Athiyah Al-Abrasi, 1997:109).
Kewajiban anak kepada orang tuanya
dalam berbicara menurut agam Islam harus berbicara sopan, lemah lembut, dan
mempergunakan kata-kata mulia sebagaimana firman Allah swt. :
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا [الإسراء/23]
Artinya : “Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadakeduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa : 23) (YPPA, 1971)
d.
Perilaku siswa terhadap
masyarakat
Orang-orang yang bukan tetangga bukan
famili, tetap mempunyai hubungan kemanusiaan yang kita wajib menolongnya dalam
arti juga mendidik, apabila orang yang berbuat baik dan dalam taqwa kepada
Allah swt, harus kita bantu dan kita dukung, dukungan itumrpk sugesti dan
dorongan semangat.
Begitu juga pun tolong menolong untuk
kebaikan dan taqwa kepada Allah swt, adalah perintah Allah swt, yang dapat
ditarik hukum wajib kepada setiap kaum muslimin dengan cara yang sesuai dengan
keadaan obyek orang yang bersangkutan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an :
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [المائدة/2]
Artinya : “Dan
tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan janganlah
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (permusuhan). Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (Al-Maidah :2 ) (YPPA,
1971)
Dari ayat di atas
dapat dipahami bahwa kewajiban tolong menolong sesama makhluk sosial bukan
hanya dari
segi moral, melainkan juga dalam segi materi.
Selasa, 16 Februari 2016
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Gunarsa (1993:41-44) faktor yang akan
mempengaruhi perilaku anak adalah :
1. Lingkungan Rumah
Orang harus dapat menciptakan suatu keadaan dimana si anak
berkernbang dalam suasana ramah, Was, jujur dan kerjasama yang diperlihatkan
masing-masing anggota keluarga dalam ludup mereka setiap hari sebaliknya sulit
untuk menumbuhkan sikap-sikap yang baik pada anak dikemudian hari, bilamana si
anak tumbuh dan berkembang dalam suasana dunana si anak hidup dalam pertikaian,
pertengkaran antara sesama angota keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Hubungan antara murid dengan guru dan murid dengan murid
banyak mempengaruhi aspek kepribadian termasuk perilaku si anak yang memang
masih memahami peraturan-peraturan
3. Lingkungan Teman Sebaya
Anak yang bertindak langsung
sebagai pemimpin dengan sikapsikap menguasai anak-anak yang lain akan besar
pengaruh terhadap pola-pola sikap atau kepribadian. Maka lingkungan teman
sebaya juga menentukan dalam pembentukan dalam pembentukan perilaku pada diri
anak (siswa).
4. Segi Keamanan
Perilaku yang diperlihatkan
oleh sianak tidak ditentukan oleh pandainya atau oleh pengertian atau
pengetahuan yang dimiliki anak, melainkan bergantung sepenuhnya kepada
penghayatan nilai-nilai keagamaan dan perilaku dan hubungannya dengan anak yang
lain.
Menjadi
orang yang bisa diandalkan dan dapat mernberikan suatu contoh yang baik pada
saat sekarang ini moral siswa atau sudah banyak rusak disebabkan ketidak adanya
perilaku (sikap) yang bermoral maka ini dapat menyebabk:an siswa sering
melakukan tindakan tindakan yang melanggar norma-nonna di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Dengan ketidak adanya moral ini jelas kita lihat bagaimana besarnya
pengaruh perilaku siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Minggu, 14 Februari 2016
Pengertian Perilaku
Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku tidak dapat dilepaskan dari kaitannya
dengan sikap. Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa sikap berkaitan dengan tujuan
memahami
kecenderungan-kecenderungan perilaku.
Menurut Gunarsa (1999:38) mengatakan
bahwa : “Perilaku adalah segala sesuatu atau tindakan yang sesuai dengan
nilai-nilai tata/cara yang ada dalam suatu kelompok”. Berdasarkan pengertian di
atat perilaku itu adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa sesuai
dengan nilai-nilai norma ataupun nilai yang ada dalam masyarakat yang sudah
ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial masyarakat.
Menurut Kartono (1997:6) menyatakan bahwa : “Perilaku adalah
segala aktivitas perbuatan, penampilan diri yang dilakukan manusia dalam
kehidupannya”.
Anak merupakan salah satu lapisan masyarakat yang merupakan
bagian dari generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
bersumber daya manusia yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
sifat yang khusus, serta memerlukan pembinaan dan perlindungan dari orang tua
maupun guru daiam rangka menjamin perhambuhan dan perkembangan fisik, mental
dan, sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan
mereka.
Dari beberapa pendapat di atas sejak lahir seorang anak sudah
mempunyai sifat, seorang anak dapat berbuat sesuatu adalah dari Iuar dirinya,
keluarga dan lingkungan dapat menjadi penentu baik buruknya tingkah laku
seorang anak. Apabila seorang anak mendapat kasih sayang cukup dari orang
tuanya, lingkungan serta mempunyai pendidikan ia akan dapat berbuat dan
berperilaku yang baik.
Sebagai siswa yang telah menerima dan memperhatikan didikan
dari orang tua maupun guru di sekolah akan dapat berpikir secara dewasa dan
berkembang dengan baik terutama bagi siswa yang telah dibimbing, dibina dan diarahkan
oleh gurunya di sekolah diharapkan dapat perilaku baik sesuai dengan
keperibadian siswa.
Dengan demikian yang dimaksud pendidikan prilaku adalah usaha yang
dilakukan atau diberikan seseorang kepada orang lain dengan menanamkan
sifat-sifat dan tingkah laku yang baik, melalui sebuah proses yang panjang
sehingga menjadi sebuah kebiasaan dalam rangka membentuk pribadi yang utama.
Langganan:
Postingan (Atom)