Label

Senin, 26 Oktober 2015

Tipologi Masyarakaat Tapal Kuda



Tipologi Masyarakaat Tapal Kuda

-          Daerah tapal kuda meliputi kabupaten-kabupaten seperti Pasuruan, probolinggo. Lumajang,  Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
-          Bentuk kebudayaan di daerah tapal kuda terbagi menjadi tiga yaitu: madura, mataraman, dan kebudayaan asli daerah.
-          Daeraah-daerah yang berbudaya madura meliputi daerah barat kabupaten seperti pasuruan, bondowoso, situbondo, sebagian daerah probolinggo, banyuwangi daerah barat dan daerah-daerah pesisir, jember bagian barat dan utara.
-          Sedangkan daerah mataraman meliputi jember bagian selatan dan banyuwangi bagian selatan.
-          Seperti probolinggo yang mempunyai suku tengger dan banyuwangi yang mempunyai suku osing mempunyai corak budaya yang berbeda dan berasal dari daerah sendiri.
-          Masing-masing kabupaten daerah tapal kuda mempunyai sejarah, yang melatar belakangi terbentuknya masyarakat dan kebudayaan, yang hampir sama tapi ada sebagian daeraah yang berbeda.
-          Seperti masyarakat yang berkebudayaan madura dalam sejarahnya mereka mempunyai pertalian darah atau bernenek moyang suku madura yang dulunya merupakan seorang nelayan atau bahkan seorang pelaut karena daerah-daerah seperti situbondo, probolinggo, dan bondowoso mempunyai perairan yang dekat dengan pulau maduraa.
-          Untuk daerah yang tipologi masyarakatnya mataraman, mempunyai latar belakang nenek moyang  perantau dari daerah jawa tengah yang menjadi pembuka lahan dari hutan yang akhirnya menjadi sebuah perkampungan. Dan tentunya mereka mempunyai kebudayaan dan dialek bahasa yang menyerupai atau mungkin sama dengan orang-orang mataraman.
-          Sedang daerah-daerah seperti banyuwangi dan probolinggo, yaitu suku tengger, mempunyai kebudayan sendiri. Suku osing banyuwangi mempunyaai sejarah yang sangat erat sekali kaitan dengan adipati minakjinggo yang mempunyai kekuasaan di blambangan dan juga ingin mendirikan kerajaan sendiri. Dan suku osing ini memilikii dialek bahasa yang berbeda dengan masyarakat jawa pada umumnya, dan kemungkinan hanya masyuarakat banyuwangi sendiri yang paham dengaan dialek tersebut. Untuk kesenian meliputi: tari gandrung untuk upacara penyambutan, janger yang mirip dengan ludruk, petik laut, kebo-keboan, dll.
-          Masyarakat Suku Tengger menganut empat agama dari lima agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Yaitu Agama Hindu , Islam ,Kristen dan Budha. Kesenian: tari sodor dan tari ujung musik: gamelan ,musik ketipung dan terompet. Bahasa daerah yang digunakan adalah bahasa Jawa yang masih berbau Jawa Kuno. Mereka menggunakan dua tingkatan bahasa yaitu ngoko, bahasa sehari-hari terhadap sesamanya, dan krama untuk komunikasi terhadap orang yang lebih tua atau orang tua yang dihormati. Pada masyarakat Tengger tidak terdapat adanya perbedaan kasta, dalam arti mereka berkedudukan sama.
Contoh: Aku ( Laki-laki) = Reang , Aku ( wanita ) = Isun , Kamu ( untuk seusia)= Sira , Kamu ( untuk yang lebih tua) = Rika, Bapak/Ayah= Pak , Ibu = Mak , Kakek=Wek , Kakak= Kang , Mbak= Yuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar