Label

Senin, 09 November 2015

Korelasi Antara Motivasi Orang Tua dengan Perkembangan Bakat Siswa



Korelasi Antara Motivasi Orang Tua dengan Perkembangan Bakat Siswa

Sebagai orang tua hendaknya kita berusaha agar apa yang merupakan kewajiaban anak-anak kita dan tuntutan kita sebagai orang tua kita laksanakan sesuai dengan kemampuan kita sebagai orang tua. Jika hal ini dapat kita kerjakan, saya kira konflik dan frustasi pada kedua belah pihak dapat dihindarkan.
Keluarga adalah merupakan lingkungan yang pertama-tama dikenal oleh anak, oleh karena itu keluarga dikatakan sebagai tempat pendidikan, yakni pendidikan informal. Hafi Anshar mengatakan bahwa pendidikan informa adalah yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehar-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak lahir sampai mati di dalam keluarga, di dalam pekerjaanatau pergaulan sehari-hari (Anshari 2003:99).  
Pendidikan keluarga pada dasarnya merupakan tempat pertama kali terjadi interaksi social anak sebagai makhluk ( manusia ) social, dan di dalam keluarga pula manusia pertama-tama belajar, memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar kerjasama, saling membantu dan lain sebagainya.
Pendidikan informal dimaksudkan timbulnya pengaruh-pengaruh dari orang dewasa pada anak sebagai akibat komunikasi yang erat dalam pergaulan sehari-hari, di mana sebagian besar terjadi pada lingkungan kehidupan keluarga sebagai usaha persiapan kelajutan pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anak sebelumnya.
Dengan demikian pendidikan keluarga hendaknya mengandung nilai-nilai agamis, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan dibina pada anak didik. Sebab orang tua tidak cukup menuangkan kecerdasan pada otak atu cemerlangnya pemikiran anak-anaknya, tetapi harus juga memperhatikan kepribadian dan tingkah laku atau moral ditanamkannya. Sebab kalau tidak demikian maka anak dapat dimungkinkan tidak dapat menyesuaikan dengan masyarakat bahkan bisa jadi anak kurang diperhatikan moralnya sebagai sampah masyarakat yang selalu mengganggu ketentraman masyarakat.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak baik itu secara moral atau material kalau terlaksana dengan baik maka orang tua dapat menaruh harapan dan tuntutan, akan tetapi tuntutan dan harapa harus sesuai dengan perkembangan kemampuan dan bakat yang dimiliki. Hal itu disebabkan tidak jarang orang tua yang memaksakan kehendak pada anaknya, seperti memaksakan anak memilih jurusan atau lembaga yang tidak sesuai dengan keinginan, kemampuan dan keahliannya, yang pada akhirnya mengalami kegagalan, akibatnya kekecewaan anak dan orang tua . Untuk itu sebagai orang tua dalam memberikan pilihan, bimbingan, arahan dan sebagainya harus memperhatikan kondisi kemampuan, keahlian dan sebagainya.
Orang tua dapat dikatakan salah satu unsure keberhasilan anak dalam pendidikan, untuk itu orang tua kaitannya dengan bakat yang dimiliki anak hendaknya selalu diperhatikan dan kalau perlu diajarkan kepada anak tingkah laku yang mendukung terhadap bakat dan minatnya.

Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.
عَنْ اَبِى بَكْرٍنِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ اْلاَنْصَارِى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوْا اَبْناَءَ كُمُ السِّباَحَةَ وَالرِّماَيَةَ (رواه الديلمى)
Artinya : “Dari Abu Bakar bin Abdillah al-Anshori r.a. berkata ; Rasulullah SAW. bersabda : Ajarilah anak-anakmu dalam hal renang dan memanah”. (HR. Dailami) (As-Suyuthi, tt:203).

Dari hadis di atas dapat kita ambil pengertian bahwa orang tua merupakan unsure pertama menjadi pendukung terhadap keberhasilan anak dalam mengembangkan bakat yang dimiliki dengan mengajari, membimbing dan mengarahkan anak pada tujuan yang ingin dicapai.
Anak merupakan karunia dan amanat bagi orang tua dari Allah swt. Maka baik  dan buruknya akan berakibat pada orang tua dan masyarakat, bahkan bisa jadi anak menjadi fitnah kalau kita (orang tua) memberikan pendidikan keliru, sebagaimana difirmankan Allah swt. :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ . وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghanati Alah dan Rasul-Nya dan jangan menghianati amant-amant yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar”. (QS. Al-Anfal: 27-28) (Depag RI, 2007:264).

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa anak dan harta itu merupakan amanat dari Allah swt. yang dipercayakan kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara dengan baik. Melihat kenyataan bahwa orang tua merupakan salah satu sumber yang  mampu memberikan informasi tentang keberkatan anak, sehubungan dengan itu seharusnya ada kerjasama antara keluarga dan sekolah atau antara orang tua dan guru. Walaupun pada dasarnya orang tua dan guru terdapat perbedaan akan tetapi tidak bisa mengenyampingkan persamaan sebagai pendidik baik jasmani maupun rohani.
Dalam rangka mencapai kerjasama antara keluarga dan sekolah sebagaimana pendapat Poerwanto bahwa :
1.    Mengadakan pertemuan dengan orang tua pada hari penerimaan murid baru.
2.    Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan guru
3.    Kunjungan guru ke rumah orang tua murid atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah.
4.    Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid-murid atau semester dibagi kepada murid-murid.
5.    Mendirikan perkumpulan orang tua murid dengan guru.
Sebagai pendidik baik orang tua maupun guru bertanggung jawab atas kesejahteraan jiwa anak. Keduanya mempunyai fungsi masing-masing terhadap anak-anaknya. Fungsi tanggung jawab ibu dan ayah sebagai anggota keluarga mempunyai peran dalam pendidikan anak-anaknya.
Poerwanto mengatakan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah :
1.    Sumber dan pemberi kasih sayang
2.    Pengasuh dan pemeliharaan
3.    Tempat pencurahan isi hati
4.    Pengatur kehidupan pribadi
5.    Pendidik dalam segi emosional
Sedangkan fungsi ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peranan yaitu :
1.    Sumber kekuasaan dalam keluarga
2.    Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
3.    Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
4.    Pelangsung terhadap ancaman dari luar
5.    Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
6.    Pendidik dalam segi-segi rasional (Purwanto, 2004:91-92)
Peran orang tua sangat besar terhadap anak-anaknya karena harus bertanggung jawab  atas kemajuan pendidikan anaknya dalam hal ini dimaksudkan peranan yang mendorong kepada penyadaran terhadap pengembangan bakat yang dimiliki anak dengan sebaik-baiknya, dengan tidak menyimpangkan hubungan yang demokratis antar orang tua dengan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar